Koran Kaltara, 27 Januari 2022
TANJUNG SELOR, Koran Kaltara – Desa Pintar Desa Digital, merupakan satu dari 15 program prioritas Pemkab Bulungan pada pelaksanaan pembangunan 2021 – 2024.
Sebagai upaya mewujudkan program desa digital, Pemkab Bulungan telah menyambung jaringan telekomunikasi dan internet ke sejumlah desa yang masih blank spot.
Sama seperti tahun sebelumnya, pada 2022 ini ada belasan desa yang ditarget bisa terjangkau jaringan. Utamanya di beberapa desa yang berada di wilayah hulu, seperti Long Lejuh, Long Pelban, Long Peso dan beberapa lainnya.
Bupati Bulungan Syarwani memastikan, pengembangan jaringan telekomunikasi akan terus dimaksimalkan hingga 2022 ini.
Ia mengatakan setidaknya ada 17 desa, yang ditargetkan tahun ini bisa menikmati layanan telekomunikasi dan internet.
“Insya Allah tahun ini Long Lejuh juga masuk dalam prioritas pembangunan sambungan telekomunikasi dan internet. Melalui Dinas Pemberdayaan Desa (DPMD), dan penyedia jasa yang telah disiapkan,” kata bupati.
Program tersebut sama halnya yang telah dilakukan, di 7 desa selama 2021 lalu.
“Pada 2022 ini untuk desa pintar desa digital, Long Lejuh, Long Pelban termasuk Peso,” bebernya.
Sebanyak 17 desa yang akan dijadikan desa pintar desa digital, kata bupati, akan disinkronkan dengan anggaran dana desa yang ada di setiap desa.
Diharapkan hal itu bisa terealisasi, sebagaimana yang sudah dilakukan untuk jaringan telekomunikasi dan internet di Desa Naha Aya Kecamatan Peso Hilir, dan Desa Terindak Kecamatan Sekatak.
“Hari ini desa-desa yang sebelumnya sudah diprogramkan sudah bisa terlayani. Anggaran yang bisa dimaksimalkan melalui dana desa. Anggaran tersebut bisa dikelola secara mandiri oleh desa, untuk desa digital sendiri pemda hanya memfasilitasi saja, dengan menggunakan penyedia layanan,” katanya.
Kepala Desa Long Peso, Pulinop Jalui mengatakan, meski desanya sudah bisa mengakses jaringan telekomunikasi, namun untuk jaringan internet masih terbatas.
Ia berharap ada tower yang bisa menjadikan jaringan tak hanya 2G tetapi hingga 4G.
“Tahun ini akan ada program untuk jaringan juga, jika memungkinkan kita akan upgrade agar jaringan bisa 4G. Kita anggarkan untuk tambahan tower, melalui dana desa,” sebutnya.
Difasilitasi oleh penyedia layanan telekomunikasi, tak hanya tower tetapi juga mode jaringan diharapkan bisa maksimal.
Pulinop menyebutkan setidaknya perlu anggaran sekitar Rp200 juta untuk biru. Informasi dihimpun sebelumnya untuk Kecamatan Peso baru ada 2 desa yang terlayani yakni Long Lasan dan Lepa’ Aru.
“Tahun ini dijanjikan 4G, semoga saja demikian. Apalagi Peso ini mau dijadikan desa digital. Bagaimana mungkin kita bisa terwujud kalau jaringannya tidak mendukung,” jelasnya.
Sementara ini pihaknya memanfaatkan layanan jaringan bakti aksi sejak 2019. Namun itu juga masih terbatas, aksesnya juga masih perlu dimaksimalkan agar bisa mencakup layanan lebih luas.
Kebutuhan jaringan, kata Kepala Desa Long Lejuh, Irawan, sama dengan kebutuhan akses transportasi darat dan transportasi air yang saat ini masih sulit.
“Kami harapkan (program) itu bisa segera, kami siap mengawal agar jaringan bisa terealisasi. Kebutuhan jaringan juga masih sangat dibutuhkan beberapa desa di hulu,” tandasnya. (*)