-Tarakan-
Mahasiswa Bulungan yang sedang menempuh pendidikan di Kota Tarakan, harus angkat kaki dari sebuah rumah di kawasan Kelurahan Pamusian, Kecamatan Tarakan Tengah. Sejak Minggu (11/6), rumah yang selama dua tahun belakangan menjadi asrama bagi mereka, harus dikosongkan.
Bukan karena pemilik rumah yang ingin menempati. Tapi, kontrak rumah tersebut tak lagi dilanjutkan oleh Pemkab Bulungan. Menurut Daus, ketua Asrama Putra Bulungan, persoalan ini ditengarai hasil audit BPK yang menemukan bahwa asrama mahasiswa di Bulungan tidak boleh dianggarkan lagi melalui dana hibah.
“Dari BPK ada temuan karena ada peraturan bahwa dana hibah tidak bisa dipakai (bayar, Red) kontrak. Terpaksa dari pemda (Pemkab Bulungan) tidak mengeluarkan anggaran itu untuk kami. Terpaksa kami harus pindah,” ujar mahasiswa semester IV Universitas Borneo Tarakan asal Salimbatu ini, kemarin.
Kini, nasib mahasiswa mantan penghuni asrama pun tidak jelas. Menurut Daus, sebagian rekannya ada yang mengungsi ke rumah keluarga. Ada juga yang mencari indekos. Bahkan, ada yang belum mendapatkan tempat tinggal.
Kondisi ini membuat Daus prihatin, karena sebagian besar mahasiswa yang menghuni asrama tersebut berasal dari golongan menengah ke bawah. “Dari teman-teman ini banyak orang susah. Misalnya (dari keluarga, Red) petani, pekerjaan tidak tetap,” tuturnya.
Daus mengakui adanya asrama sangat membantu ia dan teman-temannya untuk meringankan beban orangtua mereka. Dengan tinggal di asrama, praktis mereka hanya menanggung uang makan, iuran TV kabel, kebersihan dan uang kuliah.
Sedangkan rumah, listrik dan air sudah ditanggung Pemkab Bulungan. Namun, dengan kondisi yang tidak jelas ini, menambah beban hidup dan kuliah mereka. Dia pun berharap Pemkab Bulungan bisa menggarkan lagi asrama untuk mahasiswa di Tarakan. Sebab, kehadiran asrama dianggap sebagai kebutuhan mendesak.
Alung, mahasiswa Universitas Borneo lain yang asal Sekatak, juga kecewa dengan Pemkab Bulungan karena terkesan menganaktirikan mahasiswa yang menempuh pendidikan di Tarakan, dengan tidak membangunkan asrama permanen.
“Kalau kecewa, ya kecewa juga. Karena rata-rata asrama Bulungan itu kalau di daerah sudah punya asrama permanen. Sementara di Tarakan ini sudah dekat dengan Tanjung Selor, kok tidak permanen. Padahal sudah berapa tahun berdiri sejak 2003 sampai 2017, asrama ini tidak dibuatkan permanen,” ujarnya.
“Semoga bisa dibangun tahun depan. Karena ndak sedikit mahasiswa Bulungan yang kuliah di sini (Tarakan),” sambungnya.
Sumber Berita: http://bulungan.prokal.co| 12 Juni 2017