Koran Kaltara, 11 November 2021
TARAKAN, Koran Kaltara – Kenaikan harga minyak goreng sudah berlangsung selama dua pekan terakhir. Namun Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Tarakan belum lakukan normalisasi harga.
Ketua TPID Tarakan, dr Khairul mengatakan, pihaknya belum menerima laporan mengenai hal tersebut dari Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait.
Sehingga, lebih fokus kepada penanganan harga tiket pesawat yang selama memberikan sumbangsih terbesar dalam inflasi bulanan.
“Nanti akan dirapatkan untuk pengendalian inflasi, kita cari formulanya kalau ada yang kurang kita datangkan atau operasi pasar. Pasti akan dilakukan tetapi kita akan ke pasar dulu apa masalahnya, karena saya belum terima laporan resminya. Tapi justru sekarang yang kita perhatikan tiket pesawat yang sudah diangka 1 padahal sebelumnya di nol (0) koma, karena ada pelonggaran-pelonggaran terkait PPKM sehingga harga tiket pesawat selalu kita cemaskan,” terang Khairul, Rabu (10/11/2021).
Lebih lanjut dikatakan Khairul, ritel food biasanya relatif lebih gampang ditangani, sedangkan tiket pesawat kadang-kadang tidak bisa dikendalikan.
Sehingga, persoalan kenaikan harga minyak goreng akan dipelajari lebih dulu, sebelum mendatangkan stok jika ada kekurangan di pasar.
Namun jika hal ini merupakan kejadian nasional, maka akan menunggu kebijakan dari pemerintah pusat.
“Kalau ini nasional tentu harus ada kebijakan nasional, tetapi saya jujur belum dapat laporan karena Oktober kemarin masih normal. Hanya tiket pesawat yang menyumbang inflasi paling dominan pada Ooktober lalu, kalau November kita harapkan tetap terkendali dibawah 3 plus minus 1 atau tidak lebih dari 2 lah. Itu harapan kami diakhir tahun,” ungkapnya.
Selain tiket pesawat, yang perlu diantisipasi adalah lonjakan harga selama Natal dan Tahun Baru 2022.
Dengan adanya kebijakan tidak boleh liburan selama Natal dan Tahun Baru 2022 dianggap sangat membantu dalam menjaga stabilitas inflasi.
“Tetapi kalau harga minyak goreng nanti kita tanyakan persoalannya apa, dengan menggelar rapat koordinasi termasuk dengan Bulog untuk melakukan operasi pasar jika memungkinkan. Ini informasi penting dan harus segera dicarikan formulanya,” ucap Khairul.
Sementara itu, Kepala Dinas Perdagangan, Koperasi dan UMKM Tarakan Untung Prayitno belum mau berkomentar soal masalah ini.
Dirinya hanya mengatakan, bahwa pihaknya akan melakukan koordinasi dengan pihak terkait, untuk menentukan langkah apa yang harus ditempuh untuk kembali menurunkan harga minyak goreng.
Sebelumnya, pedagang satu pedagang pasar Gusher, Wahid mengiyakan jika terjadi kenaikan harga minyak goreng yang awalnya di kisaran Rp14 ribu kilogram menjadi Rp18 ribu per kilogram. Bahkan kenaikan harga masih akan terus terjadi.
“Untuk kelasnya merek Fortune sudah Rp18 ribu tetapi nanti bisa mencapai Rp20 ribuan, jelas ini membuat pembeli mengeluh tetapi mau gimana karena kebutuhan. Untuk jumlah pembeli masih stabil,” katanya, Jumat (5/11/2021) lalu. (*)
Reporter: Sofyan Ali Mustafa
Editor: Rifat Munisa