Koran Kaltara, 12 Januari 2022
TANA TIDUNG, Koran Kaltara – Kepala Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) Tana Tidung, Sehan mengatakan, pengumpulan Pendapatan Asli Daerah (PAD) belum didukung geliat perekonomian. Dimana Sektor ekonomi utama Tana Tidung saat ini tidak dominan dalam menyumbang PAD.
“Lapangan usaha masih didominasi sektor ekonomi padat modal. Seperti pertambangan, perkebunan dan kehutanan. Ini tidak menyumbang besar PAD kita,” kata Sehan, baru-baru ini.
Tana Tidung belum didukung lapangan usaha padat karya yang bervariatif. Padahal kelompok ini yang cukup dominan membentuk capaian PAD. “Kegiatan ekonomi lain belum beragam. Bicara hotel saja, kelas di sini masih penginapan. Itu pun yang diandalkan hanya tamu dari luar,” jelasnya.
Kondisi ini tidak ditampik Sehan yang menyebabkan kemandirian fiskal Tana Tidung masih rendah. Pada tahun 2022, PAD hanya berkontribusi di bawah 5 persen dari total anggaran pendapatan. Tren pertumbuhan dibandingkan tahun lalu juga tidak terlalu signifikan.
“Tidak hanya di Tana Tidung saja. Semua daerah di Kaltara dan provinsi juga sama kondisinya. PAD masih kecil, yang dominan pendapatan transfer pemerintah pusat,” ungkap Sehan.
Berkaca soal penerimaan komponen pajak daerah yang di bawah kewenangan pemerintah kabupaten, disebut belum menggembirakan pada tahun lalu. Banyak komponen yang hampir nihil pengumpulan.
“Di KTT masih banyak yang kosong. Seperti pajak air bawah tanah, pajak parkir tidak ada, pajak perhotelan juga tidak besar. Pajak dari sarang burung walet juga sama kondisinya,” papar Sehan.
Pemkab Tana Tidung terus berupaya meningkatkan kemandirian fiskal daerah. Khusus di komponen pajak daerah, akan dilakukan skema ekstensifikasi dan intensifikasi. Sehingga nominal yang dikumpulkan bisa lebih maksimal.
“Memang butuh waktu yang tidak sebentar. Tapi kita optimis bisa terus ditingkatkan dari tahun ke tahun, khususnya di 2022 ini,” pungkasnya.(*)
Reporter: Agung Riyanto
Editor: Nurul Lamunsari