Koran Kaltara
Kamis, 3 Februari 2022
NUNUKAN, Koran Kaltara – Bencana banjir yang terjadi pada tanggal 4 Januari hingga 10 Januari di enam kecamatan menimbulkan kerugian dan kerusakan yang cukup banyak. Bahkan, nilainya mencapai lebih dari Rp61 miliar.
Hal ini diungkapkan Kasubid Rehabilitasi dan Konstruksi, Badan Penanggulang Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Nunukan, Mulyadi.
“Setelah banjir kemarin, kami langsung turun melakukan analis dan mencatat semua kerusakan maupun kerugian yang terdampak banjir,” ungkapnya kepada Koran Kaltara, Selasa (1/2/2022).
Dari berbagai sektor yang didata, kata dia, nilai kerusakan dan kerugian mencapai Rp61.670.798.999.
Rinciannya, sektor perumahan ada sekitar Rp2.500.000.000 atau Rp2,5 miliar, sektor infrastruktur Rp46.515.298.999 atau lebih Rp46 miliar, sektor pertanian Rp 375.000.000 atau Rp375 juta, sektor perdagangan Rp75 juta dan sektor sosial Rp12.205.500.000 atau Rp12 miliar lebih.
“Sektor perumahan itu yakni meliputi rumah-rumah masyarakat yang terendam dan juga rumah yang tenggelam dan hanyut. Hitungannya ini terbagi tiga, yakni kategori rusak ringan, sedang dan berat,” bebernya.
Untuk sektor pertanian, kata dia, meliputi persawahan dan kebun-kebun masyarakat lainnya. Untuk persawahan dirinya mencatat ada sekitar 200 hektare yang terendam di enam kecamatan.
“Dari 200 hektare ini, ada memang 50 hektare sawah masyarakat yang siap panen namun gagal. Karena, sudah tidak bisa diapa-apakan lantaran sudah terendam. Jadi tidak ada yang berhasil diselamatkan oleh warga,” ujarnya.
Kemudian sektor perdagangan, menurutnya, ada satu kios BBM yang berada di Lumbis Ogong ikut tenggelam dan hanyut bersama seluruh fasilitas perdagangannya.
“Kalau sektor sosial itu lebih kepada semacan sarana pendidikan, pelayanan publik, lingkungan serta kebersihan lingkungan,” bebernya.
Jika dibandingkan dengan banjir tahun lalu, Mulyadi menjelaskan kerusakan dan kerugian tahun ini masih yang tertinggi.
“Karena banjir awal tahun ini hampir sama dengan banjir yang terjadi di tahun 2017 lalu. Kalau tahun lalu kan kerusakan dan kerugiannya sekitar Rp5 miliar saja, tahun ini yang terbesar,” pungkasnya.
Mulyadi mengatakan, banjir awal tahun di 6 kecamatan yakni Lumbis, Lumbis Ogong, Lumbis Hulu, Lumbis Pansiangan, Sembakung Atulai dan Sembakung ini berdampak pada 2.235 KK atau 15.083 jiwa serta 1.379 rumah.
“Untuk fasilitas umum, ada sekitar 7 sekolah terendam, 12 gereja, 4 masjid dan 8 perkantoran termasuk kantor kecamatan, desa dan lain-lainnya,” pungkasnya. (*)
Reporter: Asrin
Editor: Hariadi