Koran Kaltara,
Jum’at, 18 Februari 2022
NUNUKAN, Koran Kaltara – Penemuan kasus baru Covid-19 di Kabupaten Nunukan terus bertambah signifikan. Terbaru, ada 69 kasus ditemukan pada Rabu (16/2/2022) siang. Semuanya kasus ini tersebar di tujuh kecamatan yang ada.
Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Nunukan, Sabaruddin mengatakan, dari total kasus baru itu ada 23 kasus ditemukan di PT KHL di Sebuku yang semuanya masuk penularan impor. Tak hanya itu, ada 21 yang merupakan karyawan PT MIP Sembakung.
“Untuk karyawan di Sembakung ini sebagian sudah masuk dalam penularan lokal dan masih ada juga impor kita temukan,” jelasnya.
Sementara sisa kasus lainnya merupakan warga Sebatik Timur, Sebatik Utara, Nunukan, Nunukan Selatan, serta Sebatik Tengah. “Dari warga lokal ini ada penularan impor dari pelaku perjalanan,” bebernya.
Dia mengungkapkan saat ini ada 165 total kasus aktif di Kabupaten Nunukan. “Memang, kami sempat nol kasus aktif hingga Januari 2022. Namun tanggal 5 Februari, kasus mulai meningkat per tanggal 16 Februari ini sudah mencapai 96 kasus,” bebernya.
Atas penambahan kasus ini membuat Satgas Penanganan Covid-19 Nunukan kini menjadwalkan untuk mengirim setidaknya lima sampel ke Balitbangkes Surabaya.
Pengiriman sampel ini mengantisipasi masuknya varian Omicron di perbatasan Kabupaten Nunukan.
“Sebenarnya pengiriman sampel ini dijadwalkan pada Selasa (15/2) lalu. Namun ada penundaan dari provinsi sehingga batal dikirim saat itu. Jadi, kemungkinan minggu depan atau paling tidak nanti Jumat ini kami akan kirim,” bebernya.
Untuk memastikan Omicron, kata dia, memang berbeda dari varian sebelumnya. Artinya, setelah dinyatakan positif melalui rapid antigen maka diteruskan PCR. Hasil PCR ini kembali diteruskan untuk pemeriksaan lebih lanjut.
“Karena di Kaltara tidak ada alatnya maka di kirim ke Surabaya. Kan, PCR hanya menentukan apakah dia positif atau tidak,” jelasnya.
Jika melihat penyebaran kasus, dia mengatakan, kasus aktif yang ada saat ini lebih dominan dari penularan impor atau pelaku perjalanan. “Kalau transmisi lokal itu kemungkinan ada satu kasus saja,” jelasnya. (*)