Koran Kaltara,
Rabu, 20 April 2022
TANJUNG SELOR, Koran Kaltara – Kepala Seksi Konservasi dan Produksi pada Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Kaltara, Zainal Arifin mengatakan, Harga Batubara Acuan (HBA) terus mengalami peningkatan di awal tahun 2022 ini.
Informasi yang ia terima dari Kementerian ESDM, grafik HBA terus menanjak dalam empat bulan terakhir.
Dimulai dari bulan Januari 2022 sebesar USD158,50 per ton, naik ke USD188,38 per ton di Februari. Selanjutnya bulan Maret menyentuh angka USD203,69 per ton dan terakhir di bulan April berada di level USD288,40 per ton.
Berkenaan dengan HBA di bulan ini, Zainal mengungkapkan jika dipengaruhi faktor dunia internasional. Keputusan Amerika Serikat dan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (North Atlantic Treaty Organization/NATO) melakukan embargo terhadap pasokan energi dari Rusia, berdampak pada kenaikan HBA bulan April 2022 menjadi USD288,40 per ton tersebut.
“Berdasarkan rilis dari Kementerian, sanksi embargo energi merupakan buntut dari masih memanasnya konflik Rusia-Ukraina. Harga komoditas batubara global pun ikut terpengaruh. Sehingga HBA di bulan ini melonjak siginifikan hingga 41,5 persen dari bulan Maret 2022 sebesar USD203,69 per ton,” kata Zainal, Selasa (19/4/2022).
Pulihnya aktivitas perekonomian, pandemi Covid-19 di sejumlah negara juga turut mendongkrak tingginya permintaan batubara global.
Konsumsi listrik Tiongkok yang tinggi patut diperhitungkan sebagai faktor utama ketetapan HBA. Ini juga akan mempengaruhi ekspor batubara dari Kaltara sebagai salah satu mitra dagang utama.
Sebagai informasi tambahan, HBA sendiri merupakan harga yang diperoleh dari rata-rata indeks Indonesia Coal Index (ICI), Newcastle Export Index (NEX), Globalcoal Newcastle Index (GCNC), dan Platt’s 5900 pada bulan sebelumnya, dengan kualitas yang disetarakan pada kalori 6322 kcal/kg GAR, total moisture 8 persen, total sulphur 0,8 persen dan ash 15 persen.
Terdapat dua faktor turunan yang memengaruhi pergerakan HBA yaitu, supply dan demand. Pada faktor turunan supply dipengaruhi oleh season (cuaca), teknis tambang, kebijakan negara supplier, hingga teknis di supply chain seperti kereta, tongkang, maupun loading terminal.
Sementara untuk faktor turunan demand dipengaruhi oleh kebutuhan listrik yang turun berkorelasi dengan kondisi industri, kebijakan impor, dan kompetisi dengan komoditas energi lain, seperti LNG, nuklir, dan hidro.
Di samping itu, pemerintah juga menetapkan HBA domestik khusus kelistrikan sebesar USD70 per ton dan USD90 per ton diperuntukkan bagi HBA domestik untuk kebutuhan bahan bakar industri semen dan pupuk.
Ini untuk menjaga daya saing industri domestik dan utamanya memastikan keterjangkauan hasil produksi industri bagi masyarakat.
Sebelumnya, Kepala Kantor Perwakilan (KPw) Bank Indonesia (BI) Kaltara, Tedy Arief Budiman memaparkan, sektor pertambangan diperkirakan masih akan menjadi tumpuan pemulihan ekonomi Kaltara sepanjang tahun 2022.
Ini seiring dengan cerahnya prospek harga komoditas batu bara menurut konsensus dari Bank Dunia. Lanjut dia, harga batu bara tercatat masih berada dalam trend bullish-nya (menguat secara berkelanjutan dalam jangka waktu tertentu).
Berdasarkan data Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) medio Februari 2022, harga batu bara internasional bahkan telah menyentuh USD188, 38/mt.
“Peningkatan prospek perekonomian mitra dagang utama seperti Tiongkok dan India, juga diperkirakan mampu meningkatkan demand (permintaan) batu bara dari Kaltara,” jelasnya. (*)
Reporter: Agung Riyanto
Editor: Didik