Koran Kaltara, 20 April 2022
TANJUNG SELOR, Koran Kaltara – Keinginan Pemprov Kalimantan Utara (Kaltara) untuk dapat merealisasikan pembangunan jembatan Bulungan – Tarakan (Bulan) kembali mencuat.
Terlebih setelah pertemuan pemerintah daerah dengan salah satu perusahaan asal Tiongkok, China Road and Bridge Corporation (CRBC) pada Rabu (13/4/2022) lalu.
Perusahaan asal negeri tirai bambu itu memaparkan kembali rencana pembangunan salah satu megaproyek di Kaltara tersebut.
Sekretaris Daerah (Sekda) Kaltara Suriansyah mengemukakan, jembatan Bulan merupakan salah satu rencana pembangunan yang dinantikan masyarakat.
Dia mengungkapkan, pertemuan dengan CRBC beberapa hari lalu itu, merupakan tindaklanjut dari nota kesepahaman alias Memorandum of Understanding (MoU) antara pemprov dengan CRBC.
“Itu sudah ada MoU antara CRBC dengan kepala daerah kita awal tahun tadi. Oleh karena itu ada tindak lanjut tersebut. Kita tindak lanjuti bersama terkait upaya untuk mewujudkan pembangunan jembatan Bulan tersebut,” katanya Selasa (19/4/2022).
Agar rencana pembangunan infrastruktur penghubung dua daerah di Kaltara itu bisa terwujud, pemerintah daerah mendorong untuk bisa masuk dalam proyek pembangunan nasional.
Untuk itu, sejumlah instansi teknis di lingkup Pemprov Kaltara, diminta mempersiapkan dokumen agar jembatan Bulan dapat dukungan langsung dari pemerintah pusat.
Suriansyah menerangkan, bahwa rencana pembangunan jembatan Bulan terus berproses.
Selain menyiapkan dokumen, pihaknya juga melakukan konsultasi melalui perangkat daerah dengan kementerian terkait di pusat.
“Termasuk ke Bappenas, karena Bappenas juga ikut untuk mempersiapkan dokumen yang dibutuhkan. Supaya jembatan Bulan ini menjadi program nasional. Upaya kita ke sana, dengan membuat perencanaan dengan dokumen yang dibutuhkan untuk itu,” sambungnya.
Ditanya soal komitmen CRBC, Sekda Kaltara mengatakan, bahwa sebagai salah satu badan usaha dari China, perusahaan tersebut punya pengalaman yang cukup. Termasuk dalam mendorong proyek ini menjadi program nasional.
Selain itu, CRBC juga akan membangun komunikasi dengan pemerintah China, sehingga ada pembahasan lebih lanjut dari kedua negara.
“Mereka intinya men-support kita saja. Kalau misalnya nanti bisa kita upayakan menjadi program pemerintah pusat,” ujarnya.
Diketahui, pembangunan jembatan Bulan sudah direncanakan sejak pemerintahan Kaltara sebelumnya.
Bahkan CRBC sudah menjajaki mulai 2016 lalu yang kemudian dilanjutkan dengan pelaksanaan MoU dengan kepala daerah sebelumnya.
Namun, perjanjian itu kembali diperbarui dengan kepala daerah saat ini, menyusul beberapa perubahan lainnya.
“Itu (rencana pembangunan) dibuat sudah beberapa tahun lalu. Sudah berbeda kondisi sekarang. Nanti apakah desain ulang, itu dibahas di dinas teknis masing-masing,” ungkap Suriansyah.
Begitu pula dengan gambaran biayanya, menurut Sekda, ada perbedaan dengan yang direncanakan sebelumnya.
Hal itu tekait dengan harga material dan lain sebagainya, yang terjadi perubahan sejak beberapa tahun belakangan.
“Berbeda harga yang beberapa tahun lalu dan sekarang. Nanti (rencana penganggaran) di reviuw juga oleh teman-teman di dinas teknis. Tapi tetap jembatan Bulungan-Tarakan ini, kita sementara pakai dokumken lama sebagai acuan,” jelasnya.
Ditanya soal rencana pembangunan fisiknya, pemprov belum bisa memberikan gambaran.
Pasalnya proyek tersebut sangat besar dengan biaya yang diperkirakan juga sangat tinggi.
Untuk itu, butuh waktu melakukan persiapan sebelum pembangunan dimulai.
“Ini baru upaya kita untuk melakukan pendekatan dengan kementerian, dengan Bappenas. Termasuk mempersiapkan dokumen yang diperlukan. Tentu waktunya belum tahu kapan, karena dananya besar. Kalau APBD kita memang agak berat. Kita berharap negara, pemerintah pusat bisa hadir di situ nanti,” tuturnya.
Seperti diketahui jembatan yang diperkirakan memiliki panjang mencapai 29,16 kilometer itu, akan terbentang dengan lima titik.
Titik pertama berada di Kota Tarakan, titik kedua di Pulau Sadau, dan titik ketiga di Pulau Payau.
Kemudian, titik keempat terletak di Desa Liagu serta titik kelima akan berada di Kecamatan Sekatak, Pulau Agis menuju sungai Ancam atau Pulau Agis menuju Pentian. (*)
Reporter: Fathu Rizqil Mufid
Editor: Nurul Lamunsari