Koran Kaltara, 21 April 2022
TANJUNG SELOR, Koran Kaltara- Menjamurnya pedagang eceran LPG 3 kilogram, di satu sisi membantu masyarakat ketika membutuhkan, namun di sisi lain, harganya yang jauh di atas Harga Eceran Tertinggi (HET) juga menjadi keluhan masyarakat.
Hal ini masih menjadi perhatian Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan (Diskoprindag) Bulungan sehingga dilakukan pengawasan.
Masyarakat juga diperkenankan melapor jika mendapati ada yang menjual di atas HET.
Diketahui HET gas LPG 3 kg di Tanjung Selor sebesar Rp26 ribu.
“Kami berharap masyarakat juga bisa meningkatkan kesadarannya. Apalagi jika ada yang menjual setelah mendapatkan LPG dengan harga murah. Kami fasilitasi adanya LPG sesuai HET itu untuk membantu masyarakat. Jangan pula ada yang mengambil keuntungan dengan situasi seperti ini, apalagi menjadi ajang bisnis,” ujar Kabid Perdagangan pada Diskoprindag Bulungan, Murtinah.
Sejauh ini, pihak pangkalan turut diingatkan. Pasalnya, beberapa pangkalan sempat didapati menjual LPG di atas HET.
Bahkan ada yang sudah diberikan teguran hingga penutupan atau pencabutan izin operasi.
“Kemarin sempat ada, kami sudah buatkan surat teguran, ada beberapa pangkalan yang di-stop. Dalam hal pengawasan, selain pemerintah juga ada di masyarakat. Jika ada yang mendapati di atas HET silahkan melapor, itu bisa jadi acuan kami untuk memberikan teguran. Ada banyak yang sempat ditutup, tetapi saya lupa rinciannya,” kata Murtinah.
Ada tahapan teguran sebelum benar-benar ditutup.
Mulai dari pengurangan kuota tabung yang diterima hingga penutupan jika masih ditemukan hal yang sama.
Semestinya harga jual LPG 3 kilogram itu sesuai HET.
Meskipun ada harga tinggi, menurutnya itu merupakan harga dari pengecer yang tak memiliki izin dagang.
Pengawasan terus dilakukan sehingga pendistribusian bisa tepat sasaran.
Apalagi dalam beberapa hari terakhir banyak keluhan dari masyarakat terkait kelangkaan gas LPG 3 kg.
Selain itu pihaknya juga bersurat ke Pertamina agar truk pengangkut LPG tidak harus mengantre untuk pengisian BBM solar di SPBU.
“Sebab, kelangkaan yang terjadi dalam beberapa hari terakhir disebabkan pendistribusian yang terhambat karana truk pengangkut LPG antre di SPBU,” ungkapnya.
Sementara, Manajer Lapangan PT Barokah Khalifa Kalimantan Muhammad Husni, tak menampik kelangkaan LPG yang terjadi belum lama ini disebabkan oleh kelangkaan solar di SPBU.
“Kelangkaan solar ini juga berpengaruh terhadap pendistribusian LPG. Kemarim kami minta fasilitasi untuk ke SPBU akhirnya disetujui,” tandasnya. (*)
Reporter: Nurjannah
Editor: Edy Nugroho