Koran Kaltara, 31 Mei 2022
TANJUNG SELOR, Koran Kaltara – Melakukan pembangunan dengan berbagai program, Pemkab Bulungan mendorong pengembangan yang turut mempertimbangkan perlindungan lingkungan.
Saat ini melalui program Transfer Anggaran Berbasis Ekologi (TAKE), Pemkab Bulungan menyiapkan insentif implementasi program tersebut, melalui penganggaran Dana Bagi Hasil Dana Reboisasi (DBH DR) sebesar Rp2 miliar.
Sebanyak 74 desa di Bulungan berkesempatan mendapatkan insentif anggaran tersebut. Namun untuk mendapatkan dana segar itu, pihak desa harus memenuhi setidaknya 6 indikator dalam implementasi TAKE.
Bupati Bulungan, Syarwani mengatakan, penilaian dilakukan mandiri secara online. Sebelum ini diimplementasikan, pekan lalu sudah dilakukan pembekalan bagi perangkat desa agar bisa mengikuti penilaian dengan menginput data ke sistem.
“Desa-desa disiapkan, selanjutnya juga untuk SDM untuk kelengkapan dokumen yang akan dinilai, agar bisa mendapatkan bantuan khusus keuangan itu. Selain pemerintah, juga ada NGO (lembaga swadaya masyarakat) yang akan mengawal program TAKE ini,” ujarnya.
Enam indikator dalam penilaian TAKE tersebut, dimulai dari perlindungan sumber daya air.
Pelestarian tutupan lahan bervegitasi, kemudian pengelolaan sampah, pengelolaan sarana dan prasarana, pengembangan pertanian berkelanjutan, dan terakhir pencegahan pengendalian kebakaran hutan dan lahan.
Sementara itu, Kepala Bappeda Litbang Bulungan, Iwan Sugianta menyampaikan, TAKE merupakan pemberian insentif fiskal kepada desa. Dengan begitu, desa bisa saling berkompetisi.
“Ini sudah dimulai dengan adanya surat edaran bupati terkait kompetisi TAKE Bulungan hijau dengan penilaian mandiri pemerintah desa. Termasuk sosialisasi kepada sarjana pendamping desa,” jelasnya.
Data yang diinput ke sistem, akan dinilai oleh tim Kelompok Kerja Bantuan Keuangan Khusus (KKBKK), penginputan data pendukung untuk menilai dari 6 indikator dibuka hingga Rabu 1 Juni 2022. Setelah itu akan ditutup, dan dinilai.
Seluruh desa dipastikan mengikuti penilaian tersebut. Hingga saat ini sudah ada 13 desa yang melakukan input data melalui sistem.
“Ada Rp2 miliar keuangan yang akan disalurkan. Desa bisa saling berkompetisi untuk bisa mendapatkan anggaran itu, akan disalurkan pada 2023 mendatang,” bebernya.
Program ini juga sebagai apresiasi kepada desa yang melakukan pengelolaan lingkungan. Apalagi Bulungan saat ini menjadi daerah pengembangan industri termasuk energi.
Ia menegaskan, program tersebut mendorong desa agar peduli terhadap lingkungan.
Aparat desa juga perlu menetapkan salah satu kawasan itu dilindungi. Adanya bantuan keuangan, kembali lagi untuk pengelolaan kawasan yang dilindungi tersebut.
“Ini keuntungannya untuk desa. Misal (Desa) Ardimulyo ada mangrove. Itu bisa kita dorong sebagai ekowisata desa dalam pengelolaan kawasannya. Atau bisa menjadi tempat pembibitan mangrove. Ketika daerah lain perlu bibitnya bisa ke Ardimulyo saja,” ulas Iwan mencontohkan. (*)
Reporter: Nurjannah
Editor: Nurul Lamunsari