Tarakan, 12 Agustus 2025 — Inovasi pengelolaan limbah organik kembali mendapatkan perhatian, kali ini melalui kolaborasi erat antara Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Perwakilan Provinsi Kalimantan Utara dengan Pemerintah Kota Tarakan. Bertempat di kantor BPK Kaltara, dilaksanakan kegiatan kunjungan kerja Pemerintah Kota Tarakan yang membahas penerapan SINGAL MALINO (Sistem Integrasi Lingkungan Memanfaatkan Limbah Organik), sebuah inovasi yang lahir sebagai tindak lanjut dari hasil pemeriksaan BPK terkait pengelolaan sampah di daerah. (12/08)
Program SINGAL MALINO merupakan bentuk respon BPK Kaltara atas temuan pemeriksaan yang menunjukkan perlunya optimalisasi pemanfaatan limbah organik di perkantoran. Dalam pemeriksaan sebelumnya, tercatat bahwa limbah organik seringkali tidak dimanfaatkan secara maksimal, sehingga berpotensi menimbulkan masalah lingkungan. Melalui sinergi dengan DLH Tarakan, BPK Kaltara mengembangkan sistem integrasi yang mengolah limbah organik menjadi sumber daya bermanfaat, dengan memanfaatkan siklus hidup maggot Black Soldier Fly (BSF).
Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Perwakilan Provinsi Kalimantan Utara bersama Pemerintah Kota Tarakan terus memperkuat sinergi dalam pengelolaan sampah berbasis inovasi lingkungan. Hal ini terwujud melalui kegiatan kunjungan kerja Pemerintah Kota Tarakan ke BPK Kaltara, membahas penerapan SINGAL MALINO (Sistem Integrasi Lingkungan Memanfaatkan Limbah Organik) sebagai tindak lanjut dari hasil pemeriksaan terkait pengelolaan sampah.
Kegiatan tersebut dihadiri oleh Kepala Subbagian Umum dan TI BPK Kaltara, Afif Qudratullah, S.Sos.I., M.Si., Kepala Bidang Pengelolaan Sampah Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Tarakan, Edhy Pujianto, S.P, M.P., beserta jajaran dari DLH Kota Tarakan.
Dalam pertemuan ini, sejumlah poin penting dibahas, di antaranya:
- Penempatan Limbah Organik
Pemanfaatan besi bekas sebagai media pengumpulan sampah organik di lingkungan kantor BPK Kaltara, sehingga pengumpulan lebih terarah dan efisien. - Pengembangbiakan Maggot
Maggot yang telah mencapai tahap puppa dipindahkan ke kandang khusus untuk berkembang menjadi Lalat Black Soldier Fly (BSF) yang berperan penting dalam siklus penguraian limbah organik. - Pengolahan Limbah Organik
Sampah organik yang terkumpul diolah menjadi pakan maggot, meminimalkan limbah yang terbuang dan meningkatkan produktivitas maggot. - Peneluran Maggot
Siklus berkelanjutan dari BSF menghasilkan telur maggot baru, menciptakan sistem pengelolaan limbah yang mandiri. - Manfaat Maggot di Lingkungan Kantor BPK Kaltara
a. Pemberian Pakan Ikan – Maggot yang dihasilkan dimanfaatkan sebagai pakan tambahan untuk ikan dan unggas peliharaan di kantor.
b. Pemupukan Bekas Maggot – Limbah hasil maggot, seperti cangkang, sisa pakan, dan air maggot, digunakan sebagai pupuk organik untuk menyuburkan tanaman di taman kantor.
Kepala Subbagian Umum dan TI BPK Kaltara, Afif Qudratullah, menyampaikan bahwa penerapan SINGAL MALINO bukan hanya solusi pengelolaan limbah, tetapi juga bentuk nyata kontribusi BPK Kaltara terhadap pelestarian lingkungan. “Kami ingin menciptakan lingkungan kerja yang tidak hanya bersih, tetapi juga produktif dalam mengolah limbah menjadi sesuatu yang bermanfaat,” ujarnya.
Sementara itu, Kabid Pengelolaan Sampah DLH Kota Tarakan, Edhy Pujianto, mengapresiasi langkah BPK Kaltara yang mampu mengintegrasikan inovasi lingkungan. “Program ini sejalan dengan upaya Pemkot Tarakan dalam mewujudkan pengelolaan sampah yang berkelanjutan. Kami siap mendukung penuh,” tuturnya.
Sebagai penutup, DLH Kota Tarakan menyatakan komitmennya untuk memberikan dukungan penuh terhadap penerapan SINGAL MALINO di BPK Kaltara, termasuk dalam upaya BPK Kaltara meraih predikat Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani (WBBM) 2025. Dukungan ini mencakup pendampingan teknis, penguatan kapasitas pengelolaan sampah, serta pengembangan inovasi ramah lingkungan di lingkungan kantor.
Editor: Tim Publikasi BPK Kaltara