Biaya Bangun Jalan di Kaltara Lebih Tinggi

Koran Kaltara
Rabu, 8 Desember 2021 | 14.53 WITA

TARAKAN, Koran Kaltara – Pemerintah pusat telah membangun jalan nasional di Kalimantan Utara yang berada di 3 Kabupaten 1 Kota sepanjang 585 kilometer. Meski demikian, saat ini pemerintah juga sedang melakukan pembangunan jalan paralel perbatasan yang panjangnya mencapai 1.000 kilometer.

Kepala Balai Pelaksana Jalan Nasional Kaltara, Zamzami mengatakan, jalan nasional yang berada di Kaltara sat ini memiliki panjang mencapai 585 kilometer. Mulai dari perbatasan antara Berau, Kalimantan Timur dengan Bulungan, sampai ke Tanjung Selor. Kemudian ke arah Sekatak Puji, Malinau, Simpang Tiga Apas, dan Sei Ular.

Untuk di Kabupaten Nunukan, terdapat 6 ruas jalan nasional, termasuk jalan lingkar Pulau Sebatik dengan panjang 77 kilometer. Kemudian ada 2 ruas Jalan yang berada di Tarakan, yaitu Jalan Mulawarman dan Yos Sudarso dengan panjang 6 kilometer.

“Jalan nasional yang saat ini sudah jadi di Kaltara 585 kilometer. Kita juga sedang berproses membangun jalan di perbatasan yang panjangnya sekitar 1.000 kilometer. Untuk di Kaltara terdapat 2 jalan yang sedang berproses pembangunannya. Yaitu jalan paralel dan jalan akses perbatasan. Untuk jalan paralel yang sejajar dengan garis perbatasan, dimulai dari Malinau ke arah Long Boh Kalimantan Timur,” ungkap Zamzami, Selasa (7/12/2021).

Sedangkan untuk lingkar selatan sendiri berada di Kota Pontianak, Palangka Raya, Banjarmasin, dan Balikpapan. Dari beberapa provinsi yang ada di Kalimantan, proses pembangunan jalan di Kaltara yang paling sulit. Pasalnya, Kaltara memiliki medan yang berbukit, kontur tanah labil, dan status hutan lindung.

“Yang paling sulit dan masih sedikit penanganannya itu di Kaltara, karena medannya sulit, status hutan juga, kontur tanah. Kalau seandainya diberikan uang Rp300 miliar di tempat yang datar, bisa dikerjakan sepanjang Rp25 kilometer. Kalau di kita hanya 10 kilometer,” ungkapnya.

Setiap tahun anggaran untuk penyelesaian pembangunan jalan tetap dilakukan. Aksesibilitas di perbatasan sangat diperlukan, karena berkaitan dengan kedaulatan negara, pertahanan dan keamanan.

“Bahwa memang di mana pun negara yang bertetangga, pasti ada orang beraktivitas di perbatasan, terutama penyeberangan lintas batas. Dengan adanya jalan paralel perbatasan ini, akan membuka keterisolasian, juga mendukung adanya Pos Lintas Batas Negara (PLBN),” paparnya.

Zamzami tidak bisa memastikan kapan pembangunan jalan paralel perbatasan ini selesai. Namun pihaknya memastikan tergantung dari ketersediaan anggaran. “Mudah-mudahan tidak ada lagi pandemi Covid-19 yang panjang. Supaya ekonomi kembali bergerak dan negara bisa membiayai pembangunan jalan di Kalimantan,” harapnya. (*)

Reporter: Sofyan Ali Mustafa
Editor: Nurul Lamunsari