BPK RI Kaltara Temukan Laporan Fiktif di Bulungan

TANJUNG SELOR – Pemkab Bulungan telah menyerahkan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) Bulungan 2022 ke Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Republik Indonesia Perwakilan Kalimantan Utara (Kaltara). Berdasarkan hasil pemeriksaan, ditemukan sejumlah temuan yang harus ditindaklanjuti oleh Pemkab Bulungan.

Bupati Bulungan, Syarwani menegaskan kepada seluruh organisasi perangkat daerah (OPD) di lingkungan Pemkab Bulungan untuk segera melakukan perbaikan terhadap temuan BPK tersebut. Dalam hal ini, pemerintah juga akan melakukan pemetaan.
“Iya, kita akan melakukan pemetaan terhadap penyebab dan upaya perbaikan yang dilakukan di OPD,” kata Syarwani kepada Radar Kaltara, Jumat (5/5).

Adapun temuan yang harus ditindaklanjuti, penyelesaian pekerjaan tidak sesuai dengan jadwal kontrak serta penyelesaian pekerjaan yang tidak selesai sampai dengan akhir tahun anggaran yang tidak dilakukan reviu oleh aparat pengawasan intern pemerintah (APIP). “Ada juga indikasi pertanggung jawaban fiktif dana BOS,” ungkapnya.

Selain itu, BPK juga menemukan adanya pembayaran belanja honor kegiatan dan belanja perjalanan dinas yang tidak sesuai ketentuan serta hasil pemungutan retribusi tidak disetorkan ke kas daerah. “Beberapa temuan ini sudah saya sampaikan kepada seluruh OPD. Semuanya, harus segara menindaklanjuti temuan itu,” tegasnya.

Berkaitan dengan indikasi laporan fiktif, Syarwani memastikan sudah ada follow up dari OPD teknis. “Saya sudah tugaskan kepada kepala dinas pendidikan untuk berkomitmen dan menindaklanjuti temuan BPK,” bebernya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Bulungan, Suparmin Seto saat dikonfirmasi mengaku sudah menindaklanjuti temuan BPK tersebut. Menurutnya, hal itu biasa terjadi, karena kapasitas dan kompetensi setiap sekolah berbeda-beda serta butuh proses. “Tetapi, kami sudah melakukan identifikasi. Jadi, sekarang ini kita sudah tindaklanjuti,” jelasnya.

Menurutnya, temuan seperti ini bukan hanya terjadi di Bulungan. Semua daerah mengalami hal yang sama. Meski begitu, ia mengakui bahwa hal itu terjadi bagian dari penyakit dan harus diselesaikan. “Sekarang ini ada beberapa sekolah yang diberi perhatian serius. Tetapi, sekarang ini sudah dipulihkan, langsung kita selesaikan. Adanya temuan BPK ini harus menjadi pembelajaran buat kita semua,” pungkasnya. (jai/eza)

Sumber: https://radartarakan.jawapos.com