Koran Kaltara, 28 Januari 2022
TANJUNG SELOR, Koran Kaltara – Setelah tuntas dibangun pada tahap pertama 2021 lalu, tahun ini Pemkab Bulungan kembali mendapat alokasi anggaran dari pusat untuk melakukan perluasan pembangunan embung di area hutan kota Bunda Hayati.
Sama seperti sebelumnya, alokasi anggaran untuk pembangunan embung, menggunakan anggaran Dana Bagi Hasil Dana Reboisasi (DBH-DR).
Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Penelitian Pengembangan (Bappeda Litbang) Bulungan Iwan Sugianta mengatakan, tahun ini untuk pembangunan embung area hutan kota merupaka kegiatan lanjutan.
Di samping itu, juga dilanjutkan pembangunan jalan dan taman yang bisa digunakan sebagai areal jogging track di sebelah kiri hutan kota.
Untuk diketahui pada 2021 lalu. Kegiatan yang sudah dilakukan, dibangun jogging track di bagian sebelah kanannya.
“Khususnya hutan kota bunda hayati ini sudah ada DED (detail engineering design). Sehingga tinggal pengembangannya saja lagi,” ujarnya.
Karena keterbatasan anggaran, Pemkab Bulungan memaksimalkan alokasi melalui DBH-DR.
Disebutkan, pada 2022 ini pemkab kembali mengagendakan pengembangan serupa, melalui Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR), dan Dinas Lingkungan Hidup (DLH).
“Pada DPUPR anggarannya sekitar Rp3,5 sampai Rp4 miliar. Kemudian DLH alokasi untuk tahu ini juga sama jumlahnya sekitar itu,” ungkapnya.
Jika diakumulasi setidaknya ada sekitar Rp8 miliar anggaran untuk pembangunan hutan kota tersebut pada tahun ini.
Dia mengungkapkan, pengelolaan hutan kota rencananya bakal dilakukan, seperti halnya di Kebun Raya Bogor.
Dalam pengembangannya Pemkab Bulungan bakal bekerja sama dengan Badan Riset dan inovasi nasional (BRIN).
“BRIN mau kerja sama dalam pengelolaan hutan kota bunda hayati. Konsep yang ditawarkan seperti kebun raya,” katanya.
Dengan adanya pengelolaan yang anggaran yang bersumber dari DBH-DR, menurutnya bisa meningkatkan penyerapan dana tersebut.
Apalagi jika melihat jumlah realisasi DBH-DR masih relatif kecil. “Dari Rp215 miliar, saat ini sudah terserap sekitar Rp20 miliar berarti sudah lumayan,” bebernya.
Terkait pengembangan hutan kota, Bupati Bulungan Syarwani menyampaikan, pihaknya berencana bekerja sama dengan seluruh OPD untuk menyediakan bibit buah lokal, yang kemudian ditanam di area hutan kota. Selain pendapatan, dari segi keindahan juga mempengaruhi.
“Di samping agar bisa menjadi sumber pendapatan, nantinya juga bisa jadi tempat wisata. Bahkan jika memungkinkan bisa jadi wisata buah. Fasilitas hutan kota ini tinggal dimaksimalkan, nantinya juga bisa dibuat lokasi perkemahan,” kata bupati menambahkan. (*)