Dermaga Malundung Akan Diperpanjang 200 Meter

Koran Kaltara,
Selasa, 23 Agustus 2022

TARAKAN, Koran Kaltara – Pelabuhan Malundung Kota Tarakan terus melakukan perbaikan sarana dan prasarana untuk mendukung proses ekspor hasil sumber daya di Kalimantan Utara, seperti yang telah diinstruksikan oleh Menteri Perhubungan Budi Karya, dalam kunjungannya ke Tarakan beberapa waktu lalu. Salah satunya dengan memperpanjang dermaga hingga 200 meter.

General Manager PT Pelindo (Persero) Regional 4 Tarakan, Darwis mengatakan bahwa pengembangan pelabuhan Malundung dilakukan dalam tiga tahap, di antaranya pendek, menengah dan panjang.

Untuk jangka pendek saat ini sedang berproses pembangunan penambahan panjang dermaga.

“Ada tambahan panjang 200 meter, saat ini proses RIP (Rancangan Induk Pelabuhan), Amdal (Analisis Dampak Lingkungan) sudah terbit saat ini proses menunggu terbitnya izin pembangunan. Untuk pelaksana proyek dilaksanakan oleh Nindia Karya dengan total anggaran Rp77,5 miliar, desain menggunakan sistem tiang pancang,” terangnya, Minggu (21/8/2022).

Dalam setahun, terjadi aktivitas peti kemas sekitar 50 ribu teuz di Pelabuhan Malundung, namun yang langsung ekspor ke Negara tujuan saat ini baru produk plywood, yang dikirim ke Jepang.

Sedangkan untuk produk perikanan dan hasil laut lainya masih transit di Surabaya.

Oleh karena itu, berbagai upaya peningkatan infrastruktur terus dilakukan untuk mendukung kegiatan ekspor khususnya produk-produk dari Kaltara.

“Rencana di 2023 akan ada direct ekspor tambahan dalam bentuk cair ke Cina, dalam setahun sekitar 6 ribu teuz. Saat ini yang langsung ke luar negeri baru plywood, selebihnya masih dikirim ke Surabaya terlebih dahulu baru ke beberapa negara tujuan,” ungkapnya.

Selain hasil perikanan dan kelautan, Kaltara memiliki banyak potensi sumber daya yang bisa di ekspor salah satunya hasil perkebunan seperti CPO kelapa sawit, Kakao, sarang burung walet, dan lain sebagainya.

Namun karena belum terkelola dengan baik, proses ekspor masih di lakukan via pelabuhan lain, termasuk hasil rumput laut kering dari perairan Tarakan dan Nunukan yang belum bisa langsung ekspor ke negara tujuan.

Hal ini dikarenakan beberapa hal, selain jumlah yang belum signifikan rute kapal ekspor yang langsung dari pelabuhan Malundung juga masih sangat terbatas sehingga tidak ada lalu lintas kapal ekspor yang singgah. (*)

Reporter: Sofyan Ali Mustafa
Editor: Rifat Munisa