DPKP Kaltara : Neraca Ketersediaan Awal Maret Masih Surplus

Koran Kaltara,
Senin, 7 Maret 2022

TANJUNG SELOR, Koran Kaltara – Ketersediaan komoditas pangan strategis selalu menjadi perhatian pemerintah jelang bulan Ramadan dan Hari Raya Idulfitri.
Peningkatan konsumsi masyarakat secara historis pada dua momen tersebut menjadi faktor utama.

Sekretaris Komisi II Bidang Perekonomian dan Keuangan pada Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kalimantan Utara, Ihin Surang, meminta pihak eksekutif bisa mengantisipasi kelangkaan komoditas pangan strategis. Potensi lonjakan permintaan sudah harus dipikirkan dan ditindaklanjuti.

“Pemerintah harus bisa memastikan ketersediaan barang pokok bagi masyarakat. Sehingga saat Ramadan dan Idulfitri nanti, kita tidak ada masalah dengan itu,” desak Ihin saat diwawancarai Koran Kaltara, Minggu (6/3/2022).

Ia berharap OPD teknis sudah memiliki langkah-langkah pengendalian di lapangan. Di antaranya menyangkut ketersediaan komoditas dan perkembangan fluktuasi harga. Sehingga masyarakat tidak lagi menjadi korban monopoli pasar.

“Langkah-langkah pengendalian harus segera diambil secara cermat. Apalagi sebagian besar barang kebutuhan disuplai dari daerah lain,” ujarnya.

Dari pengamatan Ihin di lapangan, minyak goreng memang menjadi komoditas yang mulai sulit ditemui masyarakat, khususnya di Kabupaten Bulungan.

Ia memperkirakan hal ini bisa memicu lonjakan harga komoditas lain jika tidak segera ditangani.

“Menurut prediksi saya, bila langkah pengendalian tidak segera dilakukan, maka bahan pokok lain juga bisa ikut naik (harganya),” jelas Ihin.

Ia memahami jika kewenangan pendistribusian minyak goreng turut melibatkan pemerintah pusat. Sehingga fungsi koordinasi antara pemerintah daerah ke pusat harus senantiasa diperkuat.

“Mengenai komoditas pangan yang lain juga sama, kepastian pendistribusian dari daerah asal sampai ke Kaltara harus selalu dikawal,” tegas Ihin.

Adapun, ia menilai kinerja dan upaya yang dilakukan OPD terkait sudah cenderung baik. Oleh karena itu, tinggal perlu dimaksimalkan saja pelaksanaan teknisnya di lapangan.

“Saya sangat yakin pihak eksekutif Pemprov Kaltara bisa melakukan pengendalian ketersediaan dan harga barang pokok. Semoga ini bisa terealisasi dengan baik,” harapnya.

Terpisah, Kepala Bidang Ketahanan Pangan pada Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) Kaltara, Desi Toding, mengklaim neraca ketersediaan 11 komoditas pangan strategis masih dalam kondisi surplus pada pekan pertama di bulan Maret 2022.

Ia memaparkan, ketersediaan beras masih surplus 1.813,67 ton, jagung surplus 62,89 ton, bawang merah surplus 12,13 ton, bawang putih surplus 10,51 ton, cabai rawit merah surplus 0,30 ton, cabai besar surplus 15,36 ton.

Kemudian, telur ayam ras surplus 125,73 ton, daging ayam ras surplus 468,12 ton, daging sapi surplus 3,07 ton, minyak goreng surplus 32,39 ton dan gula pasir surplus 96,07 ton.

Secara teknis, pihaknya akan melaksanakan gelar pangan murah menjelang Ramadan dan Idulfitri. Sementara ini, kegiatan tersebut baru dilakukan satu kali di Kilometer 5, Kabupaten Bulungan.

Adapun, gelar pangan murah secara masif perlu menunggu suntikan anggaran dari pemerintah pusat.

“Kemarin masih inisiatif sendiri, karena belum ada anggaran dari pusat yang biasa untuk subsidi distribusi. Kalau tidak salah, baru dua minggu kemarin dilantik Kepala Badan Ketahanan Pangan Nasional yang baru. Jadi, sampai sekarang Dipa kami belum turun. Kami berharap pertengahan Maret sudah bisa,” ungkapnya.

Kepala Seksi Perlindungan Konsumen dan Barang Beredar pada Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan UKM (Disperindagkop) Kaltara, Septi Yustina, optimis jika ketersediaan pangan untuk Ramadan dan Idulfitri dalam kategori aman.

Namun, yang menjadi persoalan adalah potensi lonjakan harga pada sejumlah komoditas.

“Kalau untuk ketersediaan stok di Kaltara masih dimungkinkan aman. Yang tidak aman adalah harga, bisa stabil atau tidak,” kata Septi.

Berdasarkan paparan Kemendag, harga komoditas yang mulai melonjak adalah tepung terigu, gula dan kedelai. Saat ini ketersediaannya pun menipis di tingkat nasional.

“Tepung, gula dan kedelai beranjak naik, sudah mulai langka juga. Ini dipengaruhi gejolak dari luar, dari internasional,” jelasnya.

Secara teknis, pihaknya di daerah akan rutin memantau ketersediaan barang. Septi juga menyebut jika data terakhir menunjukkan ketersediaan komoditas.

Berkenaan dengan sejumlah komoditas yang mulai mengalami kenaikan harga, pihaknya akan fokus menangani dari setiap rantai distribusi.

“Kalau berdasarkan pemantauan terakhir, sih, aman. Tapi kita melihat ada kendala yang akan dihadapi, misalnya jaringan distribusi minyak yang membuat mahal. Kita harus peka kendalanya di mana, perlu juga potong rantai distribusinya. Jangan sampai juga ada yang manfaatkan untuk kepentingan sendiri,” paparnya. (*)

Ketersediaan Pangan di Kaltara Pekan I Maret 2022
Beras
Ketersediaan : 2.883,66 ton
Kebutuhan : 1.069,99 ton
Neraca : Surplus 1.813,67 ton
Jagung
Ketersediaan : 69,78 ton
Kebutuhan : 6,89 ton
Neraca : Surplus 62,89 ton
Bawang Merah
Ketersediaan : 54,12 ton
Kebutuhan : 41,99 ton
Neraca : Surplus 12,13 ton
Bawang Putih
Ketersediaan : 38,31 ton
Kebutuhan : 27,8 ton
Neraca : Surplus 10,51 ton
Cabai Rawit Merah
Ketersediaan : 32,66 ton
Kebutuhan : 32,26 ton
Neraca : Surplus 0,30 ton
Cabai Besar (merah keriting)
Ketersediaan : 26,87 ton
Kebutuhan : 11,51 ton
Neraca : Surplus 15,36 ton
Telur Ayam Ras
Ketersediaan : 232 ton
Kebutuhan : 106,05 ton
Neraca : Surplus 125,73 ton
Minyak Goreng
Ketersediaan : 183,45 ton
Kebutuhan : 151,06 ton
Neraca : Surplus 32,39 ton
Gula Pasir
Ketersediaan : 220,22 ton
Kebutuhan : 124,15 ton
Neraca : Surplus 96,07 ton
Sumber : DPKP Kaltara

Reporter: Agung Riyanto
Editor: Nurul Lamunsari