Dua Persen DAU untuk Kendalikan Inflasi

Koran Kaltara, 3 Oktober 2022

TANJUNG SELOR, Koran Kaltara– Bulungan menjadi salah satu daerah yang diatensi serius pemerintah, setelah terjadinya inflasi yang cukup tinggi beberapa waktu lalu. Seperti diketahui angka inflasi Tanjung Selor sempat berada di atas rata-rata nasional.

Dua Persen DAU untuk Kendalikan Inflasi

Berkaitan dengan pengendalian inflasi, bersama kepala daerah lainnya Bupati Bulungan Syarwani, turut menghadiri pertemuan yang dipimpin langsung Presiden RI Joko Widodo belum lama ini.

Dikonfirmasi hasil pertemuan tersebut, Syarwani mengatakan, salah satu yang diatensi presiden adalah agar pemerintah daerah, termasuk Bulungan segera menggunakan Dana Alokasi Umum (DAU) sebesar 2 persen untuk pengendalian inflasi didaerah.

“Ada beberapa hal yang jadi arahan, di antaranya pemanfaatan 2 persen DAU agar segera dilaksanakan. Itu sudah kita lakukan langkah-langkah penyiapan,” ujarnya kepada Koran Kaltara.

Selain itu lanjutnya, menggiatkan kegiatan operasi pasar ketika terjadi kelangkaan. Apalagi jika disertai adanya kenaikan harga berbagai kebutuhan masyarakat. Tentunya jika itu terjadi, akan memicu keresahan masyarakat.

 

 

Menurutnya beberapa kegiatan Pemkab Bulungan beberapa waktu terakhir, juga menjadi sarana mendorong daya beli masyarakat. Seperti salah satunya, belum lama ini sudah digelar festival Sungai Kayan.

“Di samping itu kita juga melakukan penyiapan berbagai kebutuhan pangan masyarakat misalnya, karena itu juga dapat memincu terjadinya inflasi. Sebenarnya kondisi ini tak hanya di Indonesia, hampir seluruh negara mengalami ini, ya inflasi gelobal seperti yang disampaikan bapak presiden,” jelasnya.

Bupati mengaku optimis, saat ini kondisi ekonomi di Bulungan pada umumnya sudah membaik.

Meski belum memastikan angka inflasi, namun ia menyakini angkanya sudah jauh turun. Karena kebutuhan pangan sudah mulai terpenuhi, dan beberapa harga pangan sudah bisa terkendalikan.

“Kecenderungannya sudah turun, sejalan dengan ketersediaan bahan pokok Alhamdulillah sudah relatif aman,” kata Syarwani.

Menurutnya, ada banyak pemicu dari komuditas lain, karena daerah tidak bisa memproduksi sendiri dan itu dari luar.

Seperti data dari BPS ada bahan pangan dari luar, kemudian adanya kenaikan harga BBM juga turut mempengaruhi harga, karena alur distribusinya juga terpengaruhi harga BBM.

“Temasuk juga, seperti kemarin itu kebutuhan buku tulis bagi anak sekolah, itu pasti tidak kita produksi disini (Bulungan), itu dari luar,d an itu sangat tergantung pada alur distribusi barang tersebut,” ungkapnya.

Bupati menambahkan, ketika adanya pengalihan subsidi BBM, otomatis biaya transportasi naik, ketika itu terjadi maka cost pembiayaan untuk transportasi distribusinya juga mengalami kenaikan.

“Tapi Alhamdulillah, hingga saat ini taka da gejolak yang terjadi, saya anggap masih normal. Bahkan daya beli masyarakat kita bisa lihat pada pelaku UMKM di kegiatan festival Sungai Kayan lalu, masih sangat baik. Begitupun pada kegiatan tebu kayan setiap minggu. Daya beli masyarakat masih baik,” pungkasnya. (*)

Reporter: Norjannah

Editor: Edy Nugroho