Koran Kaltara, 25 Januari 2022
TANJUNG SELOR, Koran Kaltara – Bupati Bulungan Syarwani, bersama sejumlah OPD terkait meninjau pembangunan embung di kawasan Hutan Kota Bunda Hayati Tanjung Selor, Senin (24/1/2022). Embung dengan kedalaman 2 meter dan kapasitas air mencapai 22 ribu meter kubik ini, merupakan kegiatan pembangunan yang dilakukan sejak 2021 lalu. Anggarannya bersumber dari Dana Bagi Hasil – Dana Reboisasi (DBH-DR) Bulungan tahun 2021 senilai Rp1, 5 miliar.
Syarwani mengungkapkan, dengan potensi yang ada, Pemkab Bulungan bisa memaksimalkan kawasan ini untuk berbagai keperluan publik. Seperti sarana edukasi, maupun sebagai obyek wisata yang pada akhirnya bisa menjadi sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD).
“Beberapa OPD bisa kita ajak berkolaborasi untuk memaksimalkan kawasan hutan kota ini. Kita berharap, kawasan ini bisa menjadi kawasan yang produktif. Di samping untuk kepentingan ekologi, edukasi, juga bisa meningkatkan ekonomi masyarakat dengan berbagai kegiatan yang bisa dilakukan,” ujarnya.
Meski demikian, Bupati tak menampik dengan kondisi hutan kota. Maka masih perlu adanya pembenahan, dan penataan namun tidak dilakukan bertahap. Dia berharap bisa dimaksimalkan apa yang ada dulu, termasuk diantaranya pemanfaatan embung.
“Sayang kalau hanya untuk menyimpan air, bisa juga digunakan untuk kegiatan perikanan. Termasuk nanti saya akan bersurat kepada OPD (Dinas Pertanian, Red.) untuk menyiapkan bibit buah-buahan varian lokal yang ada di Bulungan,” sebutnya.
Hal itu sebagai upaya Pemkab Bulungan melakukan pelestarian komoditas lokal. Begitupun untuk sarana wisata, dia meyakini embung bisa dimaksimalkan. Konsep dan pemanfaatan ruang akan ditata sedemikian rupa. Karena mencakup lintas OPD, maka juga dimungkinkan untuk dibentuknya UPTD. “Kegiatan wisata, kegiatan olahraga dan lain-lain bisa dimaksimalkan,” katanya.
Master plan dan Detail Engineering Design (DED) terkait pengelolaan hutan kota, dipastikan sudah ada sejak lama dan saat ini disesuaikan. Hal itu seperti disampaikan Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Penelitian dan Pengembangan (Bappeda Litbang) Bulungan, Iwan Sugianta. Karena keterbatasan anggaran sehingga daerah memaksimalkan alokasi dari DBH DR.
Dalam waktu dekat, Pemkab Bulungan juga akan bekerja sama dalam pengelolaan hutan kota dengan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), atau sebelumnya disebut LIPI.
“Dari pembicaraan awal, ada konsep dimana hutan kota menjadi kebun raya. Pengelolaan nanti kita bahas lebih lanjut, tetapi intinya kita menyampaikan gagasan kita untuk pengembangan hutan kota, agar bisa dikelola. Baik dari APBD Kabupaten atau provinsi, APBN ataupun dari CSR,” bebernya.
Meski sebutannya adalah kebun raya, tetapi pemanfaatannya tetap sama selayaknya hutan kota. Kawasan akan dimanfaatkan untuk sarana edukasi, rekreasi dan juga konservasi.
“Sama seperti Kebun Raya Bogor lah, luas hutan kita 87 hektare. Embung yang sebagai penyerap air kawasan rawa, yang ketika airnya sudah tinggi, pintu air bisa dibuka untuk dialirkan hingga ke sungai,” pungkasnya. (*)
Reporter: Nurjannah
Editor: Nurul Lamunsari