Koran Kaltara,
Kamis, 3 November 2022
TARAKAN, Koran Kaltara – Ribuan orang yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa dan Petambak Kalimantan Utara kembali menggelar aksi demonstrasi di Jalan Gajah Mada, Tarakan, Rabu (2/22). Di area tersebut terdapat salah satu cold storage.
Masih seperti tuntutan pada demo sebelumnya, massa meminta pemerintah daerah membuat kebijakan yang menaikkan kembali harga udang Windu. Berbagai perwakilan menggelar orasi sambil menunggu kedatangan kepala daerah.
Masa yang sejak Pukul 09.30 memadati lokasi demo, sempat terpancing amarah saat belum ada kabar dari kepala daerah yang diundang datang. Sempat terjadi saling lempar gelas air mineral, dan mencoba mendobrak pertahanan polisi yang mengadang di pintu gerbang Pelabuhan Tengkayu II.
Wali Kota Tarakan, Khairul bersama Ketua DPRD, Kepala Dinas Perdagangan Koperasi dan UMKM, serta Direktur Perumda Agrobisnis datang menemui massa pada Pukul 11.21. Namun Gubernur Kaltara yang sebelumnya telah diundang untuk hadir dalam unjuk rasa tersebut, tidak hadir hingga aksi selesai.
Koordinator lapangan aksi, Anjaswandi mengungkapkan sejumlah tuntutan yang dibawa dalam demonstrasi kali ini. Pemerintah daerah diminta menyelesaikan permasalahan anjloknya harga udang Windu di Kaltara. Kemudian merealisasikan Undang-Undang Nomor 45 Tahun 2009 tentang Perikanan. Lalu, mendesak pertanggungjawaban pemerintah daerah terhadap stabilitas harga jual udang Windu di Kaltara.
“Kami minta kepada pemerintah daerah untuk menyetujui surat perjanjian dengan Aliansi Mahasiswa dan Petambak Kaltara, yang poin di antaranya adalah pemerintah daerah merealisasikan pembentukan cold storage, membentuk satgas untuk mengkaji dan mencari solusi tentang permasalahan stabilitas harga jual udang windu, dengan memenuhi semua keterwakilan termasuk Aliansi Mahasiswa dan Petambak Kaltara. Selambat-lambatnya 7×24 jam setelah surat perjanjian ini ditandatangani,” desak Anjaswandi dalam pernyatakan sikap demonstran, Rabu (2/11).
Dalam dialog di bawah rintik hujan ini, Kepala Dinas Perdagangan, Koperasi, dan UMKM Tarakan, Untung Prayitno, membeberkan kondisi harga udang di Jepang. Saat ini yang didapat dari Kementerian Perdagangan, bahwa kondisi stok udang di Jepang sudah melimpah, sehingga mempengaruhi harga.
“Saya dapat data ini tadi malam, bahwa untuk harga Udang Black Tiger di Jepang 1.272 Yen. Dimana 1 Yen sama dengan Rp104 jika dikurskan dengan rupiah. Di sana lagi over suplai. Barang menumpuk, sehingga belum ada permintaan penambahan stok,” terangnya.
Meskipun demikian, keterangan Untung Prayitno dibantah oleh massa yang hadir bahwa harga tersebut tidak sesuai kondisi saat ini. Kemudian Direktur Perumda Agrobisnis, Ruslan menawarkan pembelian udang dari petambak dengan harga sesuai kemampuan Perumda Agrobisnis.
“Solusi jangka pendek, kita akan beli udang petembak dan harga akan di-update setiap hari. Untuk solusi jangka panjang, kita sudah berbicara dengan dinas terkait untuk menghadap ke Kementerian Kelautan dan Perikanan, untuk mencari cool storage. Selain itu kita juga komunikasi dengan para pengusaha untuk mencari investor yang mau membangun cold storage di Tarakan,” ungkapnya.
Harga yang ditawarkan oleh Perumda Agrobisnis cukup variatif. Di antaranya Untuk size 20 harganya Rp150 ribu, size 25 diberi harga Rp130 ribu, size 30 diberi harga Rp125 ribu, size 35 diberi harga Rp115 ribu, size 40 diberi harga Rp110 ribu, size 45 diberi harga Rp102 ribu, size 50 diberi harga Rp97 ribu.
Wali Kota Tarakan, Khairul mengatakan, jika petambak meminta harga lebih tinggi dari yang ditawarkan oleh Perumda Agrobisnis, maka tidak akan sanggup. Tetapi jika dijual di luar dari Perumda, maka dirinya mengaku tidak akan bisa mengontrol harga. Oleh karena itu, akan dibentuk satgas untuk melakukan pengawasan terkait dengan harga Udang Windu di Kaltara.
“Solusi jangka pendek yang kita tawarkan, pembelian yang dilakukan oleh Perumda Agrobisnis dengan harga Rp150 ribu per kilogram size 20. Kalau lebih dari itu, kita tidak sanggup. Untuk pengawasan, pembentukan satgas juga akan melibatkan petambak dan mahasiswa. Kita awasi sama-sama,” jelas Khairul
Dia mengaku telah meminta kepada Dinas Perdagangan untuk membuat marketing poin, untuk mendapatkan info harga udang dunia, maupun secara nasional. Supaya nanti semua bisa melihat perkembangan harga. Setelah melalui diskusi yang cukup alot, akhinrya massa membubarkan diri dengan tertib pada Pukul 13.00 Wita. (*)
Reporter: Sofyan Ali Mustafa
Editor: Nurul Lamunsari