Hujan Semalaman, Embung Binalatung Hanya Terisi Setengah

Koran Kaltara,
Kamis, 25 Agustus 2022

TARAKAN, Koran Kaltara – Hampir seminggu distribusi air bersih dari PDAM Tirta Alam di sejumlah wilayah terhenti akibat Embung Binalatung mengalami kekeringan.
Hujan yang terjadi Rabu (24/8/2022) dini hari membuat sebagian besar masyarakat segera memanfaatkan untuk menampung air hujan.

Manajer Produksi PDAM Tirta Alam, Eko Suranto mengatakan, meski hujan yang terjadi dengan intensitas tinggi dalam waktu beberapa jam, belum menormalkan pasokan air baku.

Sehingga, belum bisa beroperasi normal untuk melayani 13.000 pelanggan yang bergantung pada ketersediaan air baku di embung Binalatung.

“Kalau dengan kondisi saat ini, kemungkinan hari ini (kemarin, Red) mungkin belum bisa produksi. Air baku yang ada saat ini masih separuhnya lubang hisab. Minimal lubang hisab tertutup full, baru bisa dilakukan produksi,” katanya, Rabu (24/8/2022)

Pantauan media ini di lapangan, kondisi air baku di Embung Binalatung yang ada di Kelurahan Kampung Satu, saat ini berada pada posisi pertengahan lubang hisab.

Meski sudah terisi air hujan, saat ini air baku di Embung Binalatung juga masih butuh proses pengendapan agar air setelah hujan tidak terlalu keruh.

Meski demikian, ia menuturkan jika memungkinkan untuk beroperasi, kemungkinan tidak bisa mengaliri semua pelanggan.

“Kemungkinan tidak semua pelanggan mendapat giliran pengaliran. Kami juga masih menunggu air yang tertinggal di hulu untuk turun ke penampungan Embung Binalatung,” tuturnya.

Ia menambahkan, posisi Embung Binalatung yang mengalami kekosongan hingga sekitar seminggu tidak bisa terisi penuh dengan hujan yang hanya terjadi selama 2 jam.

Meski hujan dengan intensitas tinggi, diperkirakan jika dalam kurun waktu sekitar 10 jam baru bisa mengisi ketersediaan air baku hingga di posisi maksimal.

Dengan kondisi air seperti saat ini, Eko memastikan hanya mampu melakukan pendistribusian selama 4 hari.

Dengan kemampuan hanya beberapa hari ini, bahkan tidak semua jalur bisa teraliri air bersih.

“Mengantisipasi hal ini, skema bantuan air bersih melalui mobil tangki yang kami siapkan sudah dilakukan. Memang kalau kondisi kosong seperti sebelumnya itu, hujan 2 jam saja tidak cukup. Tapi, nanti kami akan coba lagi untuk memanfaatkan air baku yang ada ini. Mungkin hanya separuh pelanggan, terutama yang jauh belum bisa, belum sampai airnya,” beber Eko.

Untuk diketahui, Embung Binalatung merupakan salah satu sumber air baku bagi PDAM Tirta Alam.

Dengan kondisinya yang mengering, pelanggan air bersih yang berada di Kecamatan Tarakan Tengah dan Tarakan Timur tidak bisa mendapatkan air bersih akibat PDAM melakukan penghentian produksi.

Penyimpanan air baku di Embung Binalatung ini dengan sistem tampungan hujan, karena tidak ada aliran sungai seperti embung lainnya.

Jika tidak ada hujan selama satu bulan, maka kondisinya akan mengering.

“Kami berupaya memenuhi kebutuhan kebutuhan air bersih bagi pelanggan yang terdampak. Tinggal nanti misalnya pelanggan yang butuh mana, silahkan ke PDAM, atau diantarkan gitu,” tandasnya. (*)

Reporter: Sahida
Editor: Rifat Munisa