Koran Kaltara, 29 Desember 2021
TANJUNG SELOR, Koran Kaltara – Pembangunan Kawasan Industri Hijau Indonesia di Kabupaten Bulungan, Kalimantan Utara (Kaltara) telah dilakukan groundbreaking oleh Presiden Joko Widodo. Kampanye yang disampaikan pemerintah di kawasan tersebut, adalah memanfaatkan energi baru terbarukan (EBT) untuk kelangsungan sumber daya alam (SDA).
Menyikapi hal itu, Wakil Ketua II DPRD Kaltara Andi M Akbar mengatakan megaproyek yang dikerjakan ke depan, harus bisa menjaga kelestarian lingkungan. Pihaknya mendukung pembangunan yang berbasis EBT.
“Pembangunan dengan sumber EBT itu baik. Jadi, industri berjalan, tapi lingkungan tetap terjaga. Itu penting untuk kelangsungan hidup anak-cucu kita juga,” katanya, Rabu (29/12/2021).
Untuk itu, dia berharap komitmen pemerintah menjalankan industri yang ramah lingkungan dapat dijalankan. Dewan juga akan terus mengawal hal itu. “Pasti kita kawal. Supaya pembangunan benar-benar pro terhadap masyarakat dan lingkungannya,” ujarnya.
Senada disampaikan oleh Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kaltara, Hamsi, bahwa sumber energi EBT seperti tenaga surya dan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) akan terus didukung. Namun perlu adanya kajian komprehensif dan data ril terkait luas kawasan hutan dan kondisi alam lainnya.
“Kajian (komprehensif) itu sangat dibutuhkan. Supaya memastikan kekayaan potensi alam,” katanya.
Pihak DLH mengemukakan, agar kelestarian lingkungan yang ada saat ini, masih terjaga. Pasalnya, tanpa kelestarian itu, sumber daya alam akan terancam. Seperti sumber daya air untuk pembangunan PLTA.
“Jadi, misalnya untuk pembangunan PLTA, ketersediaan airnya dari mana. Ketersediaan air itu karena hutannya bagus, tempat sumber mata airnya bagus. Kalau itu tidak ada, mau dari mana air untuk PLTA. Untuk itu, kami rasa harus ada kajian komprehensif berapa luasan hutan, sungai, daerah aliran sungai dan sebagainya harus komprehensif,” tuturnya.
Sementara itu, ia mendorong supaya semua pihak bersinergi. Supaya kelestarian lingkungan bisa terjaga. Pengelolaan SDA dapat tetap menunjang kelangsungan hidup manusia dan alam tersebut. (*)
Reporter: Fathu Rizqil Mufid
Editor: Nurul Lamunsari