Jembatan MB di Dermaga Ferry Sei Jepun Rusak Lagi

Koran Kaltara, 3 Juni 2022

NUNUKAN, Koran Kaltara – Setelah beberapa bulan selesai diperbaiki, Dermaga Ferry Sei Jepun kini kembali mengalami kerusakan.

Kerusakannya masih sama, yakni jembatan movable bridge (MB) yang tidak kuat mengangkat beban.

Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Nunukan, Abdul Khalid mengatakan, jembatan tersebut masih dalam masa pemeliharaan dari satker maupun balainya.

“Saya kira mungkin ada kebocoran pada alatnya atau terbakar, sehingga tak kuat mengangkat jembatan,” jelasnya kepada Koran Kaltara, Jumat (3/6/2022).

Kerusakan yang terjadi ini, kata dia, akan menjadi catatan pihaknya untuk lebih memastikan kondisi pelabuhan sudah berjalan lancar sebelum diserahkan ke daerah.

“Ini kan masih aset pusat ya. Jangan sampai diserahkan ke kita, namun belum maksimal. Kan kita tidak punya anggaran untuk itu (perbaikan). Apalagi, ini adalah pelayanan masyarakat harus diutamakan,” ungkapnya.

Dia menegaskan, kerusakan ini sudah dilaporkan ke balai dan akan segera ditindaklanjuti.

“Posisi jembatan itu rata, tidak ke bawah tidak pula ke atas. Seperti kemarin, itu kapal harus menunggu beberapa jam baru bisa penumpang turun, karena menunggu air yang pas,” jelasnya.

Meskipun ada kerusakan, dia mengaku pengoperasian dermaga ferry tersebut tetap dapat difungsikan. Hanya saja, kemungkinan akan dilakukan pergeseran jadwal.

“Jembatan ini kan berpengaruh dengan pasang surut air. Jadi, nanti ini akan disesuaikan dengan kondisi air laut. Karena, MB ini tetap bisa main tapi tidak kuat terhadap tekanannya,” ujarnya.

Pengoperasi kapal ferry, kata dia, dipastikan setiap hari ada, baik yang di Sei Mengaris (sekali dalam seminggu berlayar), Sebatik maupun Tarakan.

“Kalau muatan kendaraan itu, misal truk kurang lebih cukup 15 truk, beda kalau mobil kecil itu bisa sampai 20-an mobil,” bebernya.

Untuk diketahui, jembatan MB merupakan penghubung dengan kapal fery.

Sementara, MB ini berfungsi ketika ketika air pasang bisa naik dan ketika turun dermaga turun. Artinya bisa menyesuaikan kondisi air laut.

Dia menegaskan pelabuhan ferry ini menjadi salah satu alternatif masyarakat yang ingin menyeberang ke Sebatik maupun Tarakan. Sebab, harga tiket yang murah, kapal ferry ini juga bisa mengangkut kendaraan.

“Apalagi saat lebaran, penumpang pasti membludak. Contoh, Idulfitri kemarin, kita menambah trayek sampai malam, pelayaran kita pulang balik ke Sebatik, karena banyak penumpang dan kendaraan,” tutupnya. (*)

Reporter: Asrin
Editor: Hariadi