Koran Kaltara, 9 Juli 2022
TARAKAN, Koran Kaltara – Masih berusia muda, jumlah penduduk di Kaltara terus meningkat setiap tahunnya.
Meski Ibukota Kaltara berada di Tanjung Selor, saat ini kepadatan penduduk terdapat di Tarakan dan disusul Nunukan.
Wali Kota Tarakan, Khairul mengungkapkan adanya peningkatan jumlah penduduk hingga 10.000 orang setiap tahunnya.
Dalam waktu dua tahun terakhir, pertumbuhan tidak terlalu signifikan. Namun pada tahun ini sejak melandainya Covid-19, jumlah pendatang kembali bertambah.
“Saya kira itu sebuah konsekuensi di daerah transit begini. Pergerakan penduduk yang masuk sangat tinggi sehingga manajemen perkotaan kan memang tentu lebih kompleks dibanding yang non-perkotaan begitu,” jelas Khairul, Minggu (10/7/2022).
Ia menambahkan, pihaknya berupaya untuk menyelaraskan peningkatan penduduk ini melalui penyediaan infrastruktur, pelayanan publik serta pelayanan jasa.
Janji politik yang sudah menjadi program kerja, smart city termasuk bagian dari antisipasi bagaimana menyelaraskan perkembangan perkotaan dengan kenyamanan penduduk yang tinggal di kota.
“Ya smart living. Program antisipasi lainnya juga sangat perlu untuk mengatasi urbanisasi. Tapi sebenarnya, kendala selama mengatasi perubahan urbanisasi ini menjadi tantangan tersendiri bagi pemerintah,” katanya.
Menurut Wali Kota, apabila jumlah penduduk bertambah, maka sumber daya pelayanan publik juga harus lebih banyak. Sekolah, contohnya, ditambah lagi air bersih.
Mengantisipasi sejumlah permasalahan di tengah urbanisasi ini, pihaknya selalu merapatkan bersama dengan pihak-pihak terkait.
Misalnya saja dalam pemenuhan kebutuhan pokok, Khairul beranggapan urbanisasi adalah sebuah hikmah di perkotaan dan bukan suatu masalah.
“Kan tantangan perkotaan memang begitu, tidak bisa juga kita mau tutup kota ini. Itulah negara diharapkan hadir bagaimana mengatasi masalah bukan menghindari masalah,” tandasnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Dukcapil) Kota Tarakan, Hamsyah mengungkapkan, per akhir tahun 2021 terdapat 240.024 jiwa.
Lalu pada Januari 2022 terjadi peningkatan sebanyak 242.920 jiwa, Februari 2022 terdapat 243.289 jiwa, kemudian Maret 2022 sebanyak 243.530 jiwa dan lanjut per April 2022 sebanyak 243.686 jiwa.
Kemudian jumlah penduduk di Kota Tarakan pada Mei 2022 sebanyak 243.769 jiwa.
“Kenaikannya tidak sampai 200.000 orang. Peningkatan jumlah dari faktor kelahiran. Kalau faktor pendatang juga ada, tapi mendominasi faktor kelahiran,” bebernya.
Sebelum pandemi, peningkatan penduduk cenderung tinggi. Namun pada saat pandemi Covid-19 melanda sejak dua tahun lalu, masyarakat juga memilih untuk kembali ke kampung halaman.
Sebelumnya, para pendatang ini setelah tiba di Tarakan akan menyebar lagi ke Bulungan dan daerah lain di Kaltara untuk mencari kerja.
Kedatangan masyarakat luar provinsi ke wilayah Tarakan dilakukan berkelompok dan perorangan.
Setelah pindah ke Tarakan, bisa melaporkan ke Dukcapil atau membuat data kependudukan di daerah lain.
Sedangkan jika menetap harus ada Surat Keterangan Pindah Warga Negara Indonesia (SKPWNI).
“Rata-rata usia yang memasuki wilayah Tarakan, masih pada potensial usia tenaga kerja. Kalau dari data yang ada, asal penduduk terbanyak dari wilayah Sulawesi, Nusa Tenggara Timur (NTT) dan Jawa Timur,” ungkapnya. (*)
Reporter: Sahida
Editor: Nurul Lamunsari