Koran Kaltara, 7 Juli 2022
TANJUNG SELOR, Koran Kaltara – Beberapa satuan pendidikan di Bulungan masih perlu perhatian serius pemerintah daerah.
Seperti salah satunya SDN 010 Siandau Desa Liagu, Kecamatan Sekatak.
Informasi dihimpun, aktivitas belajar mengajar terhenti di sekolah sejak lima tahun terakhir. Salah satu kendalanya karena guru yang mengajar tidak ada.
Hal itu berbanding lurus, dengan para calon peserta didik usia 6-7 tahun di daerah tersebut yang tidak bisa melanjutkan sekolah.
Di sisi lain, bangunan sekolah tersebut juga terkesan terbengkalai. Keterangan warga setempat, sebelumnya ada guru yang bertugas, namun tidak berlangsung lama.
Mansyur, selaku Ketua RT 4 Siandau, mengatakan, aktivitas pendidikan di wilayah itu gagal, karena sejak 2018 lalu kegiatan pembelajaran di sekolah terhenti karena tidak adanya guru mengajar.
“Dulu ada dua orang yang bertugas di sini (Siandau), tapi tidak lama. Alasannya, karena tidak adanya rumah serta jumlah murid yang sedikit. Persoalan ini sudah kita sampaikan ke Dinas Pendidikan. Tetapi, sampai sekarang ini belum ada juga guru yang ditugaskan di sini,” beber ketua RT di wilayah pesisir tersebut.
Dikatakan, karena tidak pernah digunakan, saat ini bangunan sekolah menjadi terbengkalai.
Padahal, secara fisik masih bisa digunakan untuk kegiatan belajar mengajar.
Hal ini diharapkan bisa segera disikapi. Terlebih keinginan peserta didik juga dinilai cukup tinggi.
“Banyak anak-anak kami di sini yang putus sekolah,” imbuhnya.
Sementara ini beberapa murid yang melanjutkan sekolah di Tarakan karena untuk ke sekolah terdekat aksesnya sulit.
Terkait hal itu, Wakil Ketua DPRD Bulungan, H. Hamka, sebelumnya juga sempat melakukan kunjungan ke Siandau.
Informasi yang ia terima, banyak masyarakat di sana yang pindah ke Tarakan. Sehingga, banyak orangtua yang membawa anaknya ke Tarakan.
“Alhasil, kegiatan pembelajaran di sekolah sudah tidak aktif seperti di awal. Tapi kalau untuk tingginya antusias anak mengenyam pendidikan, nanti kita coba segara melakukan kajian dan memanggil organisasi perangkat daerah (OPD) terkait untuk menghidupkan kembali sekolah tersebut,” ungkapnya.
Sementara itu, Kepala Disdikbud Bulungan, Suparmin Seto mengatakan, sebenarnya persoalan di sekolah tersebut bukan tidak ada guru.
Tetapi, jumlah murid yang terbatas, jika memang sudah ada murid dipastikan akan diaktifkan kembali.
“Sementara, memang belum diaktifkan, karena jumlah muridnya terbatas. Sehingga, tidak bisa menutupi biaya operasional. Jumlah murid yang ada sekarang ini tidak sebanding dengan biasa operasional selama pelaksanaan pendidikan,” ungkapnya singkat. (*)
Reporter: Norjannah
Editor: Edy Nugroho