Pemprov Pastikan Evaluasi Berkala Tiga Perusahaan

Koran Kaltara, 21 Januari 2022

TANJUNG SELOR, Koran Kaltara – Proyek pembangunan Kawasan Industri Hijau Indonesia di Kabupaten Bulungan, Kalimantan Utara (Kaltara), disebut sebagai gerbang bagi Indonesia untuk menjadi negara industri besar di dunia. Hal itu diungkapkan Presiden Joko Widodo saat berada di Parahyangan, Bandung, Jawa Barat, Senin (17/1/2022).

Menurut Jokowi, jika kawasan industri seluas 16.000 hektare itu berhasil, Indonesia akan menjadi negara besar yang patut diperhitungkan oleh dunia. Untuk itu, dia menargetkan supaya pembangunan green energy tersebut untuk tahap pertama bisa selesai pada 4-5 tahun ke depan.

Menyikapi hal itu, Gubernur Kaltara Zainal Arifin Paliwang mengatakan, perhatian presiden terhadap megaproyek tersebut sangat besar. Apalagi semua pihak, termasuk dirinya sebagai kepala daerah, diminta untuk terus mengawal secara detail perkembangan pembangunannya

Dia bahkan menegaskan, bahwa investor yang diberi rekomendasi mengelola kawasan industri itu akan dilakukan evaluasi secara berkala. “Pemprov selalu mengevaluasi dari tiga perusahaan yang kita rekomendasi untuk melakukan kegiatan di kawasan industri ini,” kata Zainal kepada media, Kamis (20/1/2022).

Tiga pemodal yang ditetapkan sebagai pengelola dan telah dilakukan groundbreaking oleh Presiden pada Desember 2021 lalu adalah PT. Kalimantan Industrial Park Indonesia (KIPI), PT. Kayan Patria Propertindo (KPP), dan PT. Indonesia Strategis Industri (ISI). Jika ada investor yang tidak punya progres alias perkembangan dalam mengelola kawasan industri, dapat diusulkan agar izinnya dicabut.

“Dari tiga (investor), kita akan evaluasi tiap tiga bulan, sampai satu tahun. Dalam jangka satu tahun tidak ada progres, kita usulkan untuk dicabut. Cari lagi perusahaan yang betul-betul punya dana dan mau untuk membangun Kaltara,” tegas mantan Wakapolda Kaltara tersebut.

Sebagai informasi, kawasan industri yang berpusat di Kecamatan Tanjung Palas Timur, Bulungan tersebut, diproyeksikan sebagai bentuk transformasi ekonomi Indonesia. Yakni, pengembangan ekonomi hijau yang ramah lingkungan dan mengedepankan prinsip berkelanjutan. Di mana, ke depan, industri hijau mampu menghasilkan produk-produk ramah lingkungan yang akan menjadi budaya baru di dunia. (*)

Reporter: Fathu Rizqil Mufid

Editor: Nurul Lamunsari