Koran Kaltara, 23 April 2022
TANJUNG SELOR, Koran Kaltara – Rencana pembangunan jembatan Bulungan – Tarakan (Bulan) kembali mencuat, setelah adanya pertemuan antara pemerintah daerah dengan salah satu perusahaan asal Tiongkok, China Road and Bridge Corporation (CRBC) pada Rabu (13/4/2022) lalu.
Seperti dikatakan oleh Sekretaris Daerah (Sekda) Kaltara Suriansyah, bahwa jembatan Bulan merupakan salah satu rencana pembangunan yang dinantikan masyarakat.
Pertemuan dengan CRBC beberapa hari lalu itu, merupakan tindaklanjut dari nota kesepahaman alias Memorandum of Understanding (MoU) antara Pemprov dengan CRBC yang sudah dilakukan sebelumnya.
Menyikapi perihal tersebut, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) memberikan sejumlah catatan terkait sejumlah rencana pembangunan, termasuk jembatan Bulan.
Dia menerangkan, rencana megaproyek membangun infrastruktur penghubung Kabupaten Bulungan dengan Kota Tarakan tersebut memperhatikan soal ekologi.
“Harus memperhatikan masalah ekologi, terkait lingkungan,” sebut Kepala DLH Kaltara, Hamsi.
Dia menerangkan, DLH Kaltara diminta untuk menyiapkan sejumlah dokumen berkaitan dengan kajian lingkungan.
“Karena ini kan proyek besar kaitannya dengan pusat itu nanti terkait Amdal-nya,” ujar dia.
Sehingga nantinya pembangunan proyek tersebut tetap memperhatikan kelestarian lingkungan.
Apaalgi, lanjutnya, dari rencana yang ada, jalan pendekat menuju jembatan Bulan akan melewati kawasan mangrove, seperti di daerah Desa Ardimulyo, Tanjung Palas Utara, Bulungan.
“Jembatan Bulan ini tentu harus memperhatikan masalah ekologinya, karena nantinya akan melintasi sejumlah kawasan mangrove. Kami harap proyek ini tetap ramah lingkungan dan karenanya ini perlu kajian lebih lanjut,” jelasnya.
Seperti diketahui jembatan yang diperkirakan sepanjang mencapai 29,16 kilometer itu, akan terbentang dengan lima titik.
Titik pertama berada di Kota Tarakan, titik kedua di Pulau Sadau, dan titik ketiga di Pulau Payau. Lalu, titik keempat yakni Desa Liagu.
Sementara itu, titik kelima akan ditempatkan di Kecamatan Sekatak, Pulau Agis menuju sungai Ancam, atau Pulau Agis menuju Pentian. (*)
Reporter: Fathu Rizqil Mufid
Editor: Edy Nugroho