Koran Kaltara
Kamis, 3 Februari 2022
TANJUNG SELOR, Koran Kaltara – Sejumlah bangunan mangkrak di area Pasar Induk Tanjung Selor menjadi perhatian serius DPRD Bulungan.
Hal itu disampaikan saat fraksi memberikan tanggapan terhadap usulan Raperda beberapa waktu lalu.
Terkait hal itu, Wakil Bupati (Wabup) Ingkong Ala menegaskan, revitalisasi fasilitas di pasar terbesar di Bulungan tersebut akan dilakukan tahun ini.
Wabup mengapresiasi saran dari DPRD, terkait perkembangan ekonomi di Bulungan. Khususnya penataan pasar induk yang telah menjadi prioritas untuk dilakukan pembenahan.
“Saat ini, Pemkab Bulungan sedang mengkaji dan membuat grand desain untuk menata pasar induk, agar menjadi pasar yang lebih representatif bagi masyarakat Bulungan dalam melakukan kegiatan ekonomi,” kata wabup.
Dalam hal ini pemkab akan melibatkan sejumlah OPD (organisasi perangkat daerah) terkait, seperti, Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi, Usaha Kecil Menengah, juga Dinas PUPR.
“Saya telah instruksikan untuk melakukan penataan terhadap pasar induk, termasuk membenahi dari kesan kumuh. Dalam pembenahan tersebut akan didukung dengan ketersediaan anggaran yang telah direncanakan untuk dialokasikan pada tahun anggaran 2022,” katanya.
Meski demikian sesuai dengan mekanisme penganggaran, akan diakomodir pada APBD perubahan. Sedangkan untuk perencanaan grand desain pasar induk sedang dilaksanakan pada awal tahun ini.
Wabup mengungkapkan, ada beberapa kegiatan yang akan dilakukan di pasar induk pada 2022 ini.
Di antaranya, melakukan revitalisasi pasar ikan lama, dengan tujuan pedagang-pedagang yang ada di lorong-lorong ditata dan ditampung sesuai dengan kriteria jenis dagangannya.
“Kami juga akan melakukan pemanfaatan bangunan kuliner yang sudah ada, dengan menimbun dan memasang paving block pada lahan kosong di kiri-kanan bangunan kuliner. Sehingga pedagang kuliner yang ada di dalam pasar akan dipindahkan ke tempat tersebut, termasuk kuliner yang berada di pintu masuk pasar induk,” ungkapnya.
Selain itu, agar lebih menarik juga akan dilakukan pengecatan ruko-ruko maupun bangunan-bangunan pasar.
Kemudian, perbaikan tiang-tiang lampu yang sudah rusak, lalu relokasi para pedagang yang saat ini belum memiliki tempat untuk berjualan sehingga mengganggu kenyamanan aktivitas ekonomi di pasar induk.
“Karena terbatasnya anggaran pemerintah daerah, sehingga anggaran yang digunakan dari pusat melalui dana bantuan pusat. Kami memanfaatkan untuk pembangunan pasar dengan lokasi yang ada,” katanya.
Kepala Disperindagkop dan UMKM Bulungan Zakaria mengatakan, sinergi bersama sejumlah OPD diperlukan untuk menjadikan pasar induk, sebagai pusat kegiatan ekonomi yang lebih representatif.
“Revitalisasi kami lakukan bertahap, karena untuk pasar ini PR-nya cukup banyak, jadi harus satu per satu,” kata dia singkat. (*)