Sektor Pertanian Perlu Jadi Perhatian

Koran Kaltara 22 Oktober 2021

TANJUNG SELOR, Koran Kaltara – Sektor pertanian di Kalimantan Utara (Kaltara) masih perlu jadi perhatian. Informasi yang dihimpun media, masih banyak lahan yang punya peluang pertanian belum digarap secara maksimal. Jika dikelola dengan baik, pertanian Kaltara dapat bersaing dengan daerah lain. Tidak hanya menjadi sektor andalan bagi daerah, namun juga bisa mendorong pertumbuhan ekonomi bagi warga yang berkecimpung di sektor tersebut.

Wakil Ketua DPRD Kaltara Andi Hamzah mengatakan, selain perikanan, Kaltara juga memiliki potensi di bidang pertanian lantaran memiliki lahan yang cukup luas. Apalagi didukung dengan sumber daya manusia yang memiliki kapasitas dalam menggarap pertanian untuk bisa ditumbuhkembangkan.

“Banyak sektor di Kaltara ini yang potensial. Salah satunya pertanian. Pertanian ini adalah sektor andalan yang masih butuh perhatian agar bisa lebih berkembang. Apalagi masih banyak lahan tidur yang belum tergarap dengan baik,” katanya.

Untuk diketahui, luas wilayah Kaltara mencapai ± 75.467 km persegi atau 7,5 juta hektare. Sedangkan hanya sekitar 12 ribu hektare (Ha) yang dimanfaatkan sebagai lahan pertanian. Informasi yang diperoleh, masih ada jutaan hektare lahan pertanian yang bisa dibuka dan dikembangkan.

“Peran pemerintah daerah, penting dalam proses pembinaannya. Kemudian di tingkat bawah, masyarakat juga harus bisa berinovasi dengan baik. Jadi, pertanian ini bisa tumbuh dan berkembang,” jelasnya.

Sebelumnya, pemerintah daerah juga berjanji akan memperhatikan sektor pertanian. Apalagi setelah Kaltara dikunjungi oleh Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo beberapa waktu yang lalu. Gubernur Zainal Arifin Paliwang bahkan pernah mengemukakan soal rencana kegiatan di sektor tersebut.

“Sudah kami melampirkan beberapa rencana kegiatan di Kaltara ini, dan juga masalah pertanian dan perkebunan. Mudah-mudahan di tahun depan anggaran daerah kita bisa genjot, bisa lebih baik daripada tahun ini. Karena masih banyak potensi alam kita yang belum terkelola secara maksimal dan profesional,” jelasnya. (*)

Reporter: Fathu Rizqil Mufid
Editor: Nurul Lamunsari