Koran Kaltara, 31 Oktober 2021
NUNUKAN, Koran Kaltara – Setelah setahun lebih ditutup lantaran pandemi covid-19, Pasar Rakyat Adil Sejahtera (Paras) Perbatasan di Jalan Lingkar, Nunukan, akhirnya dibuka kembali pada Kamis (28/10/2021) malam.
Pembukaan ini dilakukan langsung oleh Bupati Nunukan, Hj Asmin Laura Hafid dengan dihadiri OPD terkait serta pengurus Paras dan pelaku UMKM di Nunukan.
Laura mengatakan, pembukaan Paras Perbatasan ini merupakan salah satu implementasi pemerintah dalam melakukan pemulihan ekonomi di daerah. “Paras Perbatasan ini adalah aset pemerintah daerah. Ini untuk masyarakat, bukan untuk saya,” ujar Laura.
Alasan mengapa Paras tersebut ditutup, kata dia, untuk menekan angka penularan Covid-19. “Jadi, pembatasan tidak hanya di paras namun di tempat-tempat lain kita juga lakukan. Kasian juga jika ibu-ibu tetap berjualan namun sepi,” ungkapnya.
Dia menegaskan, anggaran pembangunan Paras Perbatasan, berasal dari CSR perusahan yang ada di Kabupaten Nunukan. “Tapi CSR ini tidak bentuk uang. Itu sengaja. Karena, saya tekankan Bagian Ekonomi (Pemkab Nunukan) tidak boleh pakai duit. Saya tidak mau. Jadi, harus bentuk barang. Makanya sumbang material, batu, semen dan sebagainya,” pungkasnya.
Meski telah dibuka, Laura juga meminta kepada pengurus Paras untuk tetap menerapkan protokol kesehatan. “Meskipun ada beberapa atap yang mulai bocor karena dibangun sejak dua tahun lalu, masih wajar (laik pakai). Nanti kita minta dibenahi,” sebutnya.
Dia juga bersyukur dapat kembali membuka Paras Perbatasan. “Jadi, harus ditata kembali bagaimana bagusnya. Saya sengaja memprioritaskan ini agar aktivitas masyarakat dapat berjalan lancar lagi,” tandasnya.
Meski begitu, dia menekan kepada pengurus Paras maupun pihak terkait untuk melakukan penataan ulang. “Jangan asal ramai. Tapi ada aturannya. Ini tanggung jawab besar, karena salah satu aset kita. Jadi, secara tidak langsung kita bekerja untuk pemerintah,” harapnya.
Bupati juga tak ingin jika nantinya di Paras terjadi hal-hal yang tidak diinginkan yang justru menimbulkan konflik. “Untuk memulai, memang dibutuhkan kesabaran. Tidak ada yang instan dan harus butuh komitmen terus berbenah. Kalau ide-ide, silakan lakukan, sepanjang tidak menyalahi aturan,” sebutnya. (*)
Reporter: Asrin
Editor: Nurul Lamunsari