Tana Tidung Jadi Lokasi Awal Rehabilitasi Mangrove

Koran Kaltara, 20 Oktober 2021

TANA TIDUNG, Koran Kaltara – Presiden Indonesia, Joko Widodo, melakukan kunjungan kerja ke Kalimantan Utara, Selasa (19/10/2021). Salah satu tempat yang dikunjungi adalah Desa Bebatu, Kabupaten Tana Tidung.

  • Pemerintah Target di Kaltara 180 Ribu Hektare

Presiden melakukan penanaman mangrove di lokasi tersebut. Ia didampingi oleh Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, sejumlah duta besar negara sahabat, unsur forkopimda dan beberapa masyarakat sekitar.

Presiden mengatakan, penanaman mangrove di Tana Tidung merupakan upaya rehabilitasi lahan mangrove yang perlu diperbaiki. Total ada 180 ribu hektare hutan mangrove di Kaltara yang juga akan direhabilitasi pemerintah.

“Kalau secara nasional, kita targetkan merehabilitasi hutan mangrove seluas 600 ribu hektare dalam tiga tahun ke depan,” kata Presiden dalam sambutannya.

Lanjut dia, keberadaan mangrove sangat penting dari sisi ekologis. Salah satunya menjaga daratan dari hantaman gelombang air laut. Kemudian sebagai habitat satwa endemik di masing-masing daerah.

“Mangrove dapat menjaga habitat spesies yang ada di sekitar sini. Mulai dari burung, ikan, kepiting, monyet dan yang lain,” ujar Presiden.

Sementara itu, Menteri LHK, Siti Nurbaya Bakar menjelaskan, Tana Tidung menjadi salah satu daerah yang memiliki ekosistem mangrove di Kalimantan Utara. Dalam hal ini, Kementerian LHK memiliki program kerja pelestarian di sini. “Kalau total se-Kaltara ada 3 ribuan hektare. Itu yang sudah direalisasikan oleh kami,” ujarnya.

Secara teknis, Tana Tidung dijadikan pemerintah pusat sebagai lokasi persemaian mangrove di Kaltara. Kementerian LHK akan melakukan pemetaan dan penyaluran bibit mangrove kepada masyarakat dari sini.

Berkenaan itu, diharap lokasi persemaian mangrove di Tana Tidung bisa menghasilkan mangrove yang berkualitas. “Saat ini masih persemaian, mangrove-nya mau dipetakan, kemudian bagaimana teknisnya bisa dimanfaatkan masyarakat,” ujarnya.

Dalam jangka waktu panjang, Kementerian LHK memiliki program pengembangan kawasan mangrove modern. Di sana akan disinergikan fungsi ekologis dan ekonomis dari mangrove itu sendiri.

“Konsep awalnya tetap pelestarian, tapi bisa juga dikembangkan nilai ekonomisnya. Tapi harus tetap lestari. Jadi, kepiting dan udang bisa bagus. Kalau ada bekantan tidak lari,” paparnya.

Para duta besar yang turut menanam mangrove bersama Presiden Jokowi, yaitu Duta Besar Ceko untuk Indonesia, Duta Besar Cili untuk Indonesia, Duta Besar Finlandia untuk Indonesia, Duta Besar Swiss untuk Indonesia, Wakil Duta Besar Brazil untuk Indonesia, dan Country Director Bank Dunia.

Turut hadir mendampingi Presiden, yaitu Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya Bakar, Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Gubernur Kalimantan Utara Zainal Arifin Paliwang, dan Bupati Tana Tidung Ibrahim Ali. (*)

Reporter: Agung Riyanto
Editor: Nurul Lamunsari