Koran Kaltara, 29 Oktober 2021
TARAKAN, Koran Kaltara – Tarif pemeriksaan Swab Reverse Transcription Polymerase Chain Reaction (RT-PCR) atau sering disebut dengan Swab PCR turun dari Rp525 ribu menjadi Rp 300 ribu. Tarif ini mulai diberlakukan pada Rumah Sakit Umum Kota (RSU) Kota Tarakan mulai memberlakukan tarif baru, sejak Kamis (28/10/2021).
- Konsumen Didominasi Pelaku Perjalanan
Meskipun demikian, kuota tidak berubah. Setiap harinya hanya akan melayani maksimal 60 sampel. “Mulai hari ini sudah tarif baru. Saya terima surat edaran dan langsung dikonusltasikan dengan Pak Wali Kota. Hari ini (kemarin), mulai diberlakukan. Permintaan tinggi terus dan didominasi oleh mandiri. Kalau kuota penuh kita akan arahkan mendaftar di hari berikutnya melalui aplikasi telegram,” terang Diraktur RSU Kota Tarakan, Joko Hariyanto, saat dihubungi Koran Kaltara, Kamis (28/10/2021).
Jika pendaftar telah memenuhi kuota, secara otomatis aplikasi akan menolaknya dan bisa mencobanya keesokan harinya. Dari 60 orang yang melakukan Swab PCR, sebagian besar adalah mandiri yang ingin melakukan skrining. Termasuk juga dari perusahaan yang mewajibkan karyawannya melakukan Swab PCR karena memiliki gejala atau usai melakukan perjalanan keluar daerah.
“Yang untuk perusahaan tidak terlalu besar jumlahnya, karena hampir semuanya merupakan pelaku perjalanan. Sedangkan untuk pasien, kita gunakan alat tersendiri. Jadi, tidak dicampur dengan yang melakukan tes Swab PCR secara mandiri,” paparnya.
Sedangkan untuk jumlah pasien Covid-19 yang dirawat di RSU Kota Tarakan sudah kosong sejak sepekan yang lalu. Sehingga tenaga kesehatan yang selama ini merawat khusus pasien Covid-19, dialihkan untuk membantu pelaksanaan vaksinasi, sebagai upaya mengejar herd immunity.
“Tenaga kesehatan tetap standby. Sebagian kita BKO untuk membantu pelaksanaan vaksinasi. Jumlahnya mencapai 28 nakes. Mereka selama ini melakukan perawatan kepada pasien Covid-19. Tetapi karena sedang kosong, kita alihkan untuk mengejar capaian vaksinasi seperti yang diinstruksikan oleh Pak Wali Kota,” urainya.
Seperti yang sedang dilakukan oleh Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 baik daerah maupun pusat. Satgas selalu mewanti-wanti adanya serangan gelombang ketiga Covid-19. Joko mengaku bahwa pihaknya tetap menyediakan ruangan isolasi maupun penanganan pasien Covid-19. Termasuk menyediakan tenaga kesehatannya.
“Tidak boleh lengah, tetap harus waspada semua. Kuncinya di masyarakat, protokol kesehatannya dan capaian vaksinasi segera dilakukan supaya herd immunity bisa tercapai. Kita tidak boleh lengah. Karena contoh di negara-negara eropa dengan capaian vaksinasi melebihi 70 persen atau sudah tinggi, masih ada ledakan kasus. Sehingga kondisi saat ini jangan sampai membuat kita terlena,” tegasnya. (*)
Reporter: Sofyan Ali Mustafa
Editor: Nurul Lamunsari