Belum Bisa Bangun Jalan ke Wilayah Hulu

Koran Kaltara, 26 Januari 2022

TANJUNG SELOR, Koran Kaltara – Bupati Bulungan, Syarwani, memastikan kondisi akses jalan penghubung jalur darat ke wilayah hulu sungai Kayan, seperti Kecamatan Peso, terus mendapat perhatian. Ada puluhan kilometer jalan yang diharapkan bisa dibangun pemerintah, agar masyarakat bisa menggunakan akses darat.

Syarwani tak menampik, sejauh ini untuk bisa menggunakan akses darat, masyarakat menggunakan jalan milik perusahaan perkebunan sekitar. “Sekalipun pemerintah belum bisa membangunkan jalan untuk masyarakat, sejauh ini jalan perusahaan bisa diakses dan dimanfaatkan,” ujarnya.

Pemanfaatan jalan bisa diatur, kapan perusahaan menggunakan, dan kapan masyarakat bisa melintasi jalur yang sama. Jalan tersebut diyakini juga bisa menjadi sarana yang bisa dimanfaatkan masyarakat dari Peso menuju Long Lejuh atau bahkan Long Pelban.

“Saya yakin adanya jalan yang dibangun oleh perusahaan juga bisa dimanfaatkan seluas-luasnya oleh masyarakat. Kita sendiri sebenarnya berencana untuk membangun jalan, namun sementara ini kita belum bisa mewujudkannya,” bebernya.

Menurutnya, jika pemerintah belum bisa membangun jalan bukan berarti tidak ada solusi lain. Salah satunya melalui pembangunan jalan yang bisa dilakukan oleh perusahaan. “CSR (Corporate Social Responsibility atau bentuk tanggung jawab sosial) perusahaan yang ada di kawasan itu juga bisa dimaksimalkan,” imbuhnya.

Usulan terkait pembangunan jalan, juga disuarakan Kepala Desa Long Lejuh, Irawan, bahwa sebagian besar akses darat yang masih sulit dilalui berada di kecamatan Peso. Ia berharap bisa terhubung lewat akses darat. Selain lebih mudah, dalam hal biaya transportasi juga lebih efisien.

“Ada sejumlah desa yang mendukung agar usulan jalan bisa terpenuhi hingga ke Tanjung Selor. Selain kami Long Lejuh, ada juga Desa Long Pelban, Desa Muara Pangean, Desa Long Bia, Desa Long Peso, Desa Long Lasan, Desa Long Bang, Desa Long Bang hulu, Desa Long Pari, dan Desa Antutan,” urainya.

Sebelumnya, dia juga menegaskan, belum adanya akses jalan darat menjadikan ongkos angkut hasil pertanian cukup tinggi. Dimana jika dihitung biaya transportasi setiap orang Rp300 ribu menggunakan speedboat. Sementara melalui jalur darat hanya Rp150 ribu.

“Tentu saja kami berharap jalan dibangun, terutama di sisi kanan sungai kayan ketika kita mudik. Itu dari Antutan sampai ke Long Lejuh,” katanya.

Terkait akses jalan, juga sempat disuarakan Kepala Desa Long Peso, Pulinop Jaui, hal yang sama juga diharapkan bisa dibangun. Selain menggunakan jalan perusahaan, untuk bisa sampaikan ke Tanjung Selor, pengendara roda empat maupun roda dua harus menyeberang terlebih dulu melalui Desa Long Buluah.  “Kalau berharap, ya kita juga mau demikian, semoga lah bisa dibangun jalannya,” harap Pulinop. (*)

Reporter: Nurjannah

Editor: Nurul Lamunsari