Koran Kaltara,
Senin, 15 Agustus 2022
TANJUNG SELOR, Koran Kaltara – Lapangan usaha pertambangan mencatatkan kinerja pertumbuhan ekonomi positif di tahun 2022. Ini tercermin dari capaian pertumbuhan 7,85 persen di semester awal 2022.
Pelaksana Tugas Kepala Badan Pusat Statistik Kalimantan Utara, Slamet Romelan mengatakan, pada triwulan II, lapangan usaha pertambangan dan penggalian didorong tumbuh pada beberapa sublapangan usaha.
“Pertambangan batu bara dan lignit tumbuh 10,40 Persen, pertambangan bijih logam tumbuh 8,66 persen, serta pertambangan dan penggalian lainnya tumbuh 7,58 persen,” kata Slamet, belum lama ini.
Lanjut dia, terjadi peningkatan produksi batu bara sekitar 5 persen. Hal ini disebabkan kuota produksi meningkat dari 8,5 juta ton menjadi 9,5 juta ton.
Di sisi lain, tingginya permintaan ekspor batu bara di india lebih dari USD100 juta. Ini sebagai dampak tingginya permintaan untuk pembangkit listrik sebagai akibat musim panas di india.
“Meskipun produksi di China meningkat, Kaltara juga menjadi salah satu mitra dagang terpilih. Di samping itu, Kaltara memiliki peluang ekspor batu bara ke Jerman,” paparnya.
Pulihnya aktivitas perekonomian pascapandemi Covid-19 di sejumlah negara turut mendongkrak tingginya permintaan batubara global. Konsumsi listrik Tiongkok dan India yang tinggi patut diperhitungkan sebagai faktor utama ketetapan HBA.
“Ini juga akan mempengaruhi ekspor batu bara dari Kaltara sebagai salah satu mitra dagang utama,” ujarnya.
Adapun, sanksi embargo energi yang terjadi merupakan buntut dari masih memanasnya konflik Rusia-Ukraina. Sehingga harga komoditas batubara global pun ikut terpengaruh.
“Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menetapkan harga batu bara acuan (HBA) sebesar US$288,4 per ton pada April 2022. HBA ini merupakan yang tertinggi sejak HBA pertama kali dicatat. Grafiknya juga terus mengalami peningkatan,” pungkasnya. (*)
Reporter: Agung Riyanto
Editor: Nurul Lamunsari