Koran Kaltara,
Jum’at, 20 Mei 2022
MALINAU, Koran Kaltara – Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Malinau di tahun ini terpaksa mengencangkan ikat pinggang, terutama pada operasional pengendalian lingkungan.
Penyebabnya, anggaran operasional untuk bahan bakar minyak (BBM) dipangkas.
Pejabat Fungsional pada Bidang Pengendalian Lingkungan DLH Malinau, Febi Tanggiera mengatakan, tahun ini anggaran di bidangnya mengalami penurunan.
“Tahun ini memang anggaran operasional BBM armada pengangkut sampah mengalami penurunan,” ucap Febi pekan lalu.
Menurut dia, anggaran operasional ini memang berbeda dari tahun sebelumnya yang berada di angka Rp1,2 miliar.
Tahun ini pihaknya hanya mengelola anggaran sebesar Rp900 juta dalam setahun. “Jadi kalau dari segi anggaran, kita memang mengalami penurunan,” katanya.
Penurunan anggaran ini, menurut dia, tentu tidak sebanding dengan rute penanganan dan pengendalian sampah yang setiap tahunnya mengalami peningkatan.
“Tentu dengan penurunan tidak sebanding dengan rute penanganan sampah yang bertambah. Kalau dibilang tidak cukup ya tidak cukup untuk satu tahun ini. Jadi kita harus betul-betul efisien, ” jelasnya.
Febi menyatakan, anggaran BBM dengan rute penanganan sampah yang bertambah dipastikan hanya bisa mengakomodir sampai pada Oktober mendatang.
Oleh sebab itu, pihaknya akan berupaya melakukan efisiensi terhadap rute penanganan sampah dengan melihat kondisi stok BBM hingga mencukupi sampai akhir tahun. “Kita akan melakukan efisiensi rutenya,” katanya.
Maka dari itu, Febi meminta kerja sama kepada masyarakat Malinau agar sedapat mungkin mengurangi produksi sampah rumah tangga di lingkungannya masing-masing.
“Artinya masyarakat harus pandai memilah dan mengemas sampah dengan baik,” imbuhnya.
Setidaknya, sambung Febi, bagaimana masyarakat dapat mempermudah petugas yang ada di lapangan dalam melakukan penanganan sampah.
“Jadi pisahkan mana sampah organik dan non organik. Sehingga petugas juga bisa menangani secara baik,” pungkasnya. (*)
Reporter: Sollaimansyah
Editor: Hariadi