Koran Kaltara,
Kamis, 10 Februari 2022
TANJUNG SELOR, Koran Kaltara – Alokasi Dana Desa (ADD) melalui APBD Bulungan 2022, dan dana desa melalui APBN tahun ini dipastikan menurun.
Meski tak signifikan, diharapkan sejumlah agenda pembangunan di desa tetap bisa berjalan.
Wakil Bupati Bulungan Ingkong Ala, ditemui usai membuka kegiatan Rapat Koordinasi (Rakor) Pemerintah Desa 2022, Senin (7/2/2022) mengatakan, melalui anggaran desa, diharapkan juga bisa mengalokasikan perbaikan infrastruktur, meski hanya dalam skala ringan.
Disebutkan, ada beberapa sumber pendapatan desa, di antaranya dana desa di mana pada 2022 ini akumulasi pendapatan 74 desa sebesar Rp72,2 miliar. Di mana mengalami penurunan 23 persen dari tahun sebelumnya.
Kemudian ADD sebesar Rp69,5 miliar. Turun 1,2 persen dari tahun sebelumnya.
Kemudian ada hasil pajak dan retribusi daerah ke desa sebesar Rp4,8 miliar atau sama seperti tahun sebelumnya.
“Saya berharap seluruh kepala desa bisa meningkatkan inovasi. Pengelolaan anggaran desa bisa dimanfaatkan dan dirasakan masyarakat. Namun ingat jangan sampai ada kepentingan kelompok untuk memanfaatkan peluang anggaran itu,” tegas wabup.
Dalam kesempatan itu, dia mengingatkan adanya potensi penyelewengan anggaran.
Selain berhati-hati, para pengelola anggaran diharapkan bisa saling bersinergi untuk pembangunan mulai dari desa.
Persoalan yang bisa diselesaikan di tingkat desa diminta bisa disikapi sesegera mungkin.
“Misalnya saat terjadi bencana, ada anggaran desa yang bisa digunakan maka segera tangani. Atau misalnya ada jembatan yang roboh, jika bisa dianggarkan Rp50 juta, itu terjangkau dan desa bisa tangani. Tapi itu tadi pengelolaannya hati-hati,” bebernya.
Terkait potensi penyelewengan anggaran, di Bulungan meski pernah terjadi, namun masih bisa diatasi.
Akan tetapi Ingkong tetap mengingatkan, sebab menurutnya di manapun tempatnya potensi pasti ada.
“Pengelola keuangan desa yang ada sekarang sudah mengerti tentunya, mana yang baik dan tidak,” imbuhnya.
Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) Bulungan Mahmuddin P mengatakan, meski mengalami penurunan anggaran, kegiatan di desa masih relatif aman.
Sejumlah desa sejauh ini juga, tak ada yang mengeluhkan terkait penurunan anggaran tersebut.
“Masih aman, bisa dikatakan masih normal. Rata-rata sejauh ini setiap desa mendapatkan akumulasi anggaran desa berkisar Rp1 miliar setiap tahunnya. Meskipun masih ada beberapa desa yang jumlahnya sekitar Rp900-an juta, bervariasi,” ungkapnya
Sejauh ini, karena dalam pandemi Covid-19 anggaran desa juga dialokasikan untuk pencegahan penularan virus tersebut. Setidaknya 8 persen anggaran desa digunakan untuk itu. (*)
Reporter: Nurjannah
Editor: Eddy Nugroho