Koran Kaltara,
Selasa, 17 Mei 2022
TANJUNG SELOR, Koran Kaltara – Rantai distribusi dari luar daerah memiliki pengaruh penting dalam menjaga komoditas beras dari ancaman kerawanan pangan di Kaltara.
Demikian disampaikan Kepala Subbagian Perencanaan pada Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) Kaltara, Marten Juk.
Secara umum, dia tidak menampik jika ketahanan pangan di Kaltara masih bergantung dari daerah lain.
Pemerintah masih perlu menjaga rantai distribusi agar tidak terjadi kerawanan pangan.
“Kita memang masih mengandalkan dari luar karena produksi lahan kita masih termasuk rendah. Kebanyakan dari Sulawesi dan Jawa kalau khusus beras,” kata Marten, belum lama ini.
DPKP Kaltara sendiri berupaya agar produksi beras lokal minimal bisa mencukupi sekitar 40 persen kebutuhan masyarakat.
Persentase itu kemudian akan ditingkatkan secara bertahap dari tahun ke tahun.
“Kalau dari lokal kita upayakan bisa 40 persen dulu, lah. Kalau sekarang kan masih di bawah itu,” ungkapnya.
Sementara itu, Kepala Bidang Tanaman Pangan dan Hortikultura pada DPKP Kaltara, Jefri mengatakan, produksi gabah kering panen di Kaltara masih dalam kategori rendah, yakni sebesar 3,4 ton per tahun. “Kita masih rendah, masih di bawah nasional,” kata Jefri.
Kendati demikian, Pemprov Kaltara menargetkan ada peningkatan produksi beras sebesar 2 persen setiap tahun.
Ini ditempuh dengan mengoptimalkan implementasi panca-usaha tani. Mulai dari penyediaan benih, pengelolaan tanah, pemupukan, pengendalian hama penyakit, dan penguatan kelembagaan.
“Target kita meningkat dengan itu. Kemudian dilanjutkan dengan kuantitas dan kompetensi SDM (sumber daya manusia) pertaniannya. Seperti petani, penyuluh, hingga dinasnya sendiri,” ujarnya. (*)
Reporter: Agung Riyanto
Editor: Nurul Lamunsari