Kasus DBD di Tarakan Masih Tinggi

Koran Kaltara,
Jum’at, 26 Agustus 2022

TARAKAN, Koran Kaltara – Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Tarakan sepanjang 2022 terbilang cukup tinggi.

Bahkan pada Februari 2022 terdapat dua kasus kematian yang diakibatkan dari gigitan nyamuk Aedes Aegypti.

Dinas Kesehatan Tarakan mengimbau kepada masyarakat untuk kembali membudayakan 3M (Menguras, Menutup, dan Memanfaatkan kembali barang bekas).

“Kita harapkan kemarin pada Maret dan April bisa turun kasusnya, tetapi ternyata masih tinggi dan setiap bulannya stagnan. Jika diakumulasi, sejak Januari hingga Agustus sudah ratusan kasus DBD,” terang Kepala Dinas Kesehatan, Devi Ika Indriarti, Kamis (25/8/2022).

Berdasarkan data yang dihimpun oleh Dinas Kesehatan Tarakan, kasus DBD sejak Januari 2022 tercatat 42 kasus, Februari turun menjadi 35 kasus, sedangkan Maret terjadi kenaikan menjadi 41 kasus.

Bulan April kembali meningkat menjadi 44 kasus, Mei naik menjadi 60 kasus, Juni turun ke 59 kasus, Juli naik kembali 69 kasus, dan Agustus hingga tanggal 20 sudah ada 15 kasus.

Total selama 2022 hingga Agustus ini tercatat ada 365 kasus.

“DBD masih menjadi ancaman, karena kalau kita lihat ada yang positif teman-teman datangi untuk melakukan penyelidikan epidemiologi, untuk memastikan apakah sumber penularan ada disana atau dari tempat lain. Kalau misalnya hasil penyelidikan epidemiologi positif berarti sumber penyakit dari sana, maka kita lakukan fogging, tetapi pengasapan ini hanya membunuh nyamuk dewasa untuk telur dan jentiknya masih bisa berkembang biak,” ungkapnya.

Langkah yang masih tepat dilakukan adalah budaya 3M karena masih banyak ditemukan genangan air yang ada dilingkungan rumah masih ada jentiknya, karena angka bebas jentik di Tarakan masih kurang atau masih rendah.

“Kalau sayang airnya bisa ditaburi bubuk abate, bisa didapat di puskesmas secara gratis. Ada juga yang memelihara ikan cupang supaya memakan jentik-jentik yang ada di tampungan air,” papar Devi.

Selain di luar rumah, genangan air juga harus dikontrol yang berada di dalam rumah, seperti vas bunga yang menampung air, dispenser yang terkadang di bawah kran menyimpan air sehingga dijadikan nyamuk untuk berkembang biak, dan lain sebagainya.

“Harus sering-sering dikontrol, karena bisa saja nyamuk berkembang biak di dalam rumah,” pungkasnya. (*)

Reporter: Sofyan Ali Mustafa
Editor: Rifat Munisa