Koran Kaltara, 2 Januari 2022
TANJUNG SELOR, Koran Kaltara – Jumlah kematian pasien akibat terpapar Covid 19 di Kabupaten Bulungan per 1 Januari 2021 mencapai 206 orang. Jumlah tersebut di bawah Kota Tarakan yang mencapai 354 pasien meninggal dunia.
Pasien yang terjangkit Covid-19 kemudian meninggal dunia, diketahui memiliki komorbiditas. Dalam istilah medis, komorbiditas atau komorbid merupakan penyerta yang disebut lebih rentan terhadap tingkat keparahan penyakit. Informasi dihimpun, komorbid jantung mendominasi pasien Covid-19 meninggal dunia di Bulungan.
Direktur RSUD dr. H. Soemarno Sosroatmodjo, dr. Surya Tan mengungkapkan, sebagian besar pasien Covid-19 di Bulungan yang meninggal dunia, karena adanya komorbid penyakit jantung. Meskipun beberapa lainnya juga ada komorbid hipertensi, diabetes melitus (DM), termasuk paru.
“Sepertinya paling banyak jantung. Sebab rata-rata yang meninggal itu usia lanjut. Kemudian ada juga hipertensi dan kencing manis. Sebenarnya, untuk paling banyak komorbid pasien meninggal ada tiga: jantung, hipertensi dan diabetes,” ujar Surya.yang juga merupakan dokter spesialis syaraf.
Di Bulungan, terdapat pasien yang meninggal akibat Covid-19, namun tidak menderita komorbid. Ia menjelaskan, ketika pasien memiliki penyakit kronis seperti jantung, asma, diabetes, kemudian tertular Covid-19, bisa saja memungkinkan menjadi parah.
“Tak jarang ada juga pasien yang penyakitnya komplikasi, kemudian stroke. Komplikasi Covid-19 sendiri bisa menjadi stroke karena pada Covid-19 itu terjadi pengentalan darah. Dan saya juga beberapa merawat pasien itu,” ujar Surya Tan yang juga sebagai dokter saraf.
Terpisah, dokter spesialis Jantung RSUD dr. H. Soemarno Sosroatmodjo, dr. Widodo Sp.JP, FIHA, menjelelaskan, penyakit jantung merupakan rute transmisi yang dilalui dalam tubuh. Meskipun target organ utama dalam tubuh adalah paru. Sehingga gejala klinis dari Covid-19 itu adalah pneumonia atau peradangan paru-paru.
“Pada individu tertentu, Covid-19 juga bisa menimbulkan gejala pada Kardiovaskuler yaitu jantung dan pembuluh darah. Di dalam pembuluh darah ataupun pada jantung, ada reseptor yang bisa menjadi target virus Covid-19,” bebe Widodo, saat dikonfirmasi, Minggu (2/1/2022).
Ketika pasien Covid-19 disertai komorbid seperti jantung dan lainnya, maka akan menimbulkan gejala yang lebih berat. Sebab selain mengalami gagal napas akibat radang paru, juga bisa mengalami serangan jantung, pembuluh darah, termasuk otak.
“Ada juga pasien selain gagal napas, ditandai dengan adanya serangan jantung. Baik jantung koroner, gagal jantung, atau juga pembekuan pembuluh darah yang disebut thrombosis. Termasuk jika trombosit terjadi di kepala, tak sedikit yang mengalami stroke. Hal ini lah yang menjadikan pasien Covid-19 meninggal disertai komorbid,” jelasnya.
Menurut Widodo, dengan pneumonia saja pasien bisa mengalami gagal napas, apalagi ditambah dengan gejala pada jantung. Termasuk komorbid lainnya, tentu hal itu menyebabkan risiko kematian lebih besar. “Dan ini banyak terjadi di pasien kita, pada kasus Covid-19 komorbid jantung memang tinggi,” tambahnya.
Sementara itu, Dokter spesialis Paru, dr.Fadlun S.p.P, mengatakan, pasien covid-19, sejak awal dipastikan mengalami kelainan pada paru. Sebab virus Corona menyerang pada organ tersebut. Hal itu diperparah jika pasien memang sudah memiliki kelainan pada paru, kemudian tertular Covid-19.
“Orang karena Covid-19 saja sudah bisa menyebabkan kematian, ditambah jika yang memilki paru yang sudah terlanjur rusak. Tapi untuk komorbid, sebenarnya paling banyak Jantung,” kata Fadlun, di hari yang sama, Minggu (2/1/2022).
Jantung menjadi urutan pertama komorbid pasien Covid-19. Kemudian disusul diabetes melitus, dan Paru. Pasien yang memiliki kelainan paru memiliki ciri sesak napas dan batuk yang khas. “Penanganannya, kita tetap maksimalkan. Termasuk juga untuk pasien Covid-19 yang memiliki komorbid seperti paru,” pungkasnya. (*)
Reporter: Nurjannah
Editor: Nurul Lamunsari