Koran Kaltara, 4 November 2021
MALINAU, Koran Kaltara – Pemerintah Kabupaten Malinau terus berusaha mencari solusi menyelesaikan transportasi sungai di pedalaman dan perbatasan.Pada Rabu (3/11/2021) siang, Bupati Malinau Wempi W Mawa mengundang dan mengajak President Director PT Aurora Indonesia Trading Group, Alexander Ivanov melihat langsung potensi di Malinau.
Alexander Ivanov diketahui memiliki 35 persen saham di perusahaan pengembang teknologi transportasi sungai (hovercraft) berbasis di Rusia.
Sebelum melihat potensi di Malinau, Alexander melakukan presentasi di hadapan pejabat Malinau, terutama anggota DPRD Malinau, Kadin Malinau, OPD teknis dan pelaku usaha di Malinau.
“Tadi kita sudah bersama-sama mendengarkan apa yang disampaikan Direktur PT Aurora, Pak Alex. Saya sengaja mengundang dan melakukan ekspose ke pejabat, agar bisa melihat teknologi transportasi ini,” ujar Bupati Malinau Wempi W Mawa Kepada Koran Kaltara, Rabu (3/11/2021).
Menurut dia, jika melihat hasil paparan tersebut, maka armada ini menjadi salah satu alternatif membuka keterisolasian masyarakat di pedalaman dan perbatasan.
“Bukan hanya dari sisi pariwisata saja, tetapi juga pada pelayanan kesehatan dan membawa logistik ke pedalaman,” katanya.
Terutama, kata dia, logistik pembangunan infrastruktur. Selama ini, masih menggunakan armada transportasi udara.
“Biayanya cukup mahal, tetapi bisa cepat sampai. Tapi dengan jalur sungai rentang waktu lebih cepat, murah dan aman,” jelasnya.
Dia mengatakan, bahwa pihaknya bersama dengan tim maupun DPRD Malinau, OPD dan TNKM akan segera membahas persoalan teknisnya.
“Ada tiga alternatif, membeli, menyewa dan bekerja sama,” katanya.
Sementara itu, Alexander Ivanov mengaku baru pertama kali mengunjungi wilayah Kalimantan Utara.
“Kalau Kalimantan sepeti Kaltim sudah. Tetapi di Kaltara, khususnya Malinau dan Nunukan (Mansalong, Lumbis) baru pertama kali,” katanya.
Dia menilai potensi alam di Kaltara sangat luar biasa, terutama dari alur sungai karena sangat cocok untuk armada tersebut.
“Kami kira kebutuhan di Malinau cukup tinggi, terutama membantu transportasi sungai masyarakat pedalaman,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Malinau Ajang Kahang mengatakan teknologi transportasi sungai hovercraft menjadi alternatif pilihan yang mampu mendorong wisata alam.
“Seperti Pak Bupati sampaikan armada ini merupakan alternatif pilihan yang bisa menjangkau objek wisata Malinau,” ujar Jang kepada Koran Kaltara, Rabu (3/11/2021).
Tetapi, kata Ajang, sebelum menindaklanjuti, akan mempelajari dulu transportasi sungai. “Harus dipelajari dulu. Segala hal terkait teknis pemanfaatan armada ini,” ungkapnya.
Terpenting, kata dia, kebijakan daerah menyikapi teknologi transportasi sungai tersebut.
“Sesuai geografis Malinau, khususnya di sektor pariwisata, maka harus ada pertimbangan khusus,” katanya.
Menurut dia, pemerintah daerah harus mengeluarkan dana puluhan miliar untuk memiliki satu armada tersebut.
“Anggarannya cukup besar. Pastinya untuk memanfaatkan armada ini harus melibatkan pemangku kepentingan. Terutama DPRD dan kepala daerah,” jelasnya.
Menurut dia, armada tersebut dapat mempermudah dan mengajak wisatawan lokal maupun mancanegara melihat TNKM.
“Armada ini sangat berarti untuk mengeksplorasi objek wisata di Malinau. Hanya saja, tinggal bagaimana kebijakan nantinya,” ucap dia.
Dia mengatakan, armada transportasi sungai ini bisa melintasi wilayah Sungai Tubu dan Sungai Mentarang.
“Tidak usah jauh-jauh ke Sungai Bahau. Dua anak sungai ini sudah bisa,” ungkapnya.
Ajang menilai armada ini sudah mampu menjadi solusi dengan medan sungai di pedalaman dan perbatasan.
“Sudah sesuai. Dan pasti akan mendongkrak sektor wisata, ekonomi hingga pelayanan kesehatan atau mengangkut logistik,” pungkasnya. (*)
Reporter: Sollaimansyah
Editor: Sobirin