Koran Kaltara,
Selasa, 30 Agustus 2022
TARAKAN, Koran Kaltara – Wali Kota Tarakan Khairul akan membentuk tim evaluasi wahana yang memakan korban pada Minggu, (28/8/2022) sore.
“Makanya kita dari awal itu kenapa sih harus tekankan keselamatan. Kita akan melihat keluarnya rekomendasi-rekomendasi bagaimana prosesnya, apakah aspek keamanannya sudah dinilai semua. Makanya dulu kita ingatkan urus dulu semua, izinnya dan lain sebagainya. Kalau sudah begini bagaimana coba, kan itu yang selalu kita khawatirkan,” terangnya, Senin (29/8/2022).
Lebih lanjut dikatakan Khairul, jika sudah ada korban seperti ini siapa yang harus bertanggungjawab.
Pasalnya, dari awal Pemerintah Kota Tarakan sudah mengingatkan masalah aturan, karena ini menyangkut pelayanan publik dan keselamatan orang banyak.
“Regulasi yang kita keluarkan menyangkut nyawa orang lain juga,” tegas Khairul.
Disinggung apakah akan dilakukan penutupan untuk sementara waktu wahana air tersebut, Khairul mengaku menunggu hasil evaluasi yang dilakukan oleh tim.
Selain itu, perizinan yang keluar berdasarkan pelayanan secara online, begitu IMB nya keluar dan izinya keluar, pemkot tidak punya lagi kewenangan.
“Kita tidak bisa terlalu dini mengambil kesimpulan siapa yang salah,” ucapnya.
Pengelola Pastikan Pengawasan Sesuai Prosedur
Meski sudah ditangani aparat kepolisian, pengelola Amal Beach Waterpark Iskandar Family memastikan penjagaan dan pengawasan sudah sesuai dengan standar.
Bahkan ada CCTV yang merekam insiden terjatuhnya Apriansyah, remaja berusia 15 tahun jatuh dari wahana setinggi 4 meter
“Saat kejadian saya sedang tidak berada di lokasi. Dihubungi koordinator di atas (lokasi wahana), sekitar jam 4 sore. Tapi, korban sudah tidak ada, saya langsung ke rumah sakit,” kata manajer sekaligus pengelola Amal Beach Waterpark Iskandar Family, Juliansyah ditemui usai pemeriksaan kemarin.
Juliansyah mengungkapkan, informasi dari stafnya saat kejadian di penjagaan atas ada banyak orang yang sedang mengantre untuk menuruni wahana.
Korban diduga bermain-main dengan teman-temannya, ada dorongan kepada korban sebelum turun.
Saat penjagaan normal, biasanya ia menurunkan 4 orang penjaga. Sedangkan dalam kondisi weekend, Sabtu dan Minggu akan ditambah menjadi sekitar 7 orang.
Namun, menurut informasi yang ia terima korban berusia 15 tahun, sehingga diizinkan naik ke atas wahana.
“Sebenarnya dari kontraktor memberikan batas umur 13 tahun, tapi kami menerapkan 15 tahun. Naiknya juga dibatasi 5 orang, bergantian. Sebelum digunakan ini, sudah kami uji coba juga,” imbuhnya.
Posisi korban terjatuh di silinder terbuka, pada putaran ketiga. Ketinggian wahana, dari lantai dasar sekitar 4 meter.
Sebelum menuruni wahana, kaki juga diarahkan tertutup rapat dan tangan didekap di dada agar tidak terlempar.
Sementara saat di CCTV, terlihat kaki korban terbuka, sementara arah menurun kencang.
“Kalau silinder ini nomor satu dengan panjang lebih dari 100 meter, memakai 90 diameter batas terakhir. Dengan ukuran di bawah 70 meter, itu 80 diameternya. Kalau yang ada ini lingkarnya 80, sesuai dengan standar yang digunakan, dengan panjang 64 meter. Bahkan saat pembuatan penambahan sisi di lengkungan, kami minta 40 ditambah tinggikan lagi dari standar 25 cm supaya lebih aman,” bebernya.
Selain itu, pihaknya berencana untuk menutup posisi lingkaran tidak lagi dengan silinder terbuka. Terutama di daerah yang dianggap berisiko terjadinya kecelakaan serupa.
“Sebenarnya ada yang tertutup. Wahana dewasa ini ada 3, satu silinder lurus, silinder spiral tertutup dan silinder spiral terbuka. Kejadian ini di silinder spiral terbuka,” bebernya. (*)
Reporter: Sofyan/ Sahida
Editor: Rifat Munisa