Koran Kaltara
Jum’at, 19 November 2021 | 18.30 WITA
TARAKAN, Koran Kaltara – Pada triwulan ke III 2021 pertumbuhan ekonomi Kalimantan Utara (Kaltara) tumbuh cukup tinggi, yaitu sebesar 5,24 persen secara tahunan (y o y).
Perbaikan ini terutama disebabkan oleh terus membaiknya kinerja lapangan usaha utama di Kaltara, di antaranya pertambangan, pertanian dan industri pengolahan di tengah pemulihan ekonomi negara mitra dagang utama, seperti Tiongkok dan Amerika Serikat.
Hal ini disampaikan Deputi Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPwBI) Kalimantan Utara, Bambang Irawan, dalam zoom meeting bersama dengan awak media, Kamis (18/11/2021).
Menurutnya, trend peningkatan harga komoditas yang masih berlanjut menjadi faktor utama membaiknya perekonomian Kaltara.
“Secara spasial, Kalimantan tercatat mengalami pertumbuhan sebesar 4,52 persen secara tahunan dan Kaltara menjadi provinsi dengan pertumbuhan ekonomi tertinggi di pulau Kalimantan. Meskipun share Kaltara masih cukup rendah yaitu 7,78 persen,” terangnya.
Sedangkan untuk Kalimantan Timur, pertumbuhan ekonomi diangka 4,51 persen, Kalimantan Barat 4,60 persen, Kalimantan Tengah 3,57 persen, dan Kalimantan Selatan 4,82 persen.
Ekonomi Kaltara triwulan III 2021 masih didominasi oleh sektor primer, yaitu pertambangan yang berorientasi ekspor. Sehingga, ekonomi Kaltara sangat bergantung pada kondisi ekonomi global.
Meskipun demikian, sejalan dengan masih berlanjutnya spercycle komoditas global dan terus membaiknya negara mitra dagang seperti Tiongkok dan Amerika Serikat, hal ini mampu meningkatkan perekonomian Kaltara pada triwulan ini.
Pangsa ekonomi Kaltara berdasarkan lapangan usaha, tambang 26,4 persen, pertanian 16,6 persen, konstruksi 13,9 persen, perdagangan 12,6 persen, industri pengolahan 8,9 persen, dan 21,6 persen lainnya.
Sedangkan pangsa ekonomi Kaltara berdasarkan pengeluaran net ekspor 48,7 persen, investasi 28,3 persen, konsumsi rumah tangga 14,8 persen, konsumsi pemerintah 7,1 persen.
Untuk inflasi di Oktober 2021 Kaltara mengalami inflasi 0,49 persen bulanan, dengan Kota Tarakan yang tercatat mengalami inflasi 0,68 persen bulanan, sedangkan Tanjung Selor deflasi 0,30 persen.
“Kondisi inflasi ini disebabkan oleh kelompok transportasi yang tercatat mengalami tekanan inflasi 5,30 persen secara bulanan, dibanding September 2021 yang mengalami deflasi sebesar 0,21 persen secara bulanan. Peningkatan tekanan inflasi kelompok transportasi ini terutama disebabkan oleh mulai dilonggarkannya PPKM di beberapa daerah seiring dengan penurunan kasus harian Covid-19 yang kian terkendali, yang menyebabkan peningkatan mobilitas masyarakat,” bebernya.
Terus membaiknya hasil survei konsumen Kaltara sejak September 2021 di tengah pelonggaran PPKM memberikan dampak terhadap pemulihan daya beli masyarakat pada triwulan III 2021.
Kemudian terus membaiknya perekonomian global dan berlanjutnya rally harga komoditas menjadi kunci utama membaiknya kinerja sektor primer dan ekspor Kaltara pada triwulan III 2021.
Hal ini tercermin dari ekspor batu bara yang mengalami pertumbuhan secara signifikan dari triwulan sebelumnya, meningkatnya realisasi PMDN dan tumbuhnya PMA juga menjadi pendorong membaiknya perekonomian Kaltara pada triwulan III 2021. (*)
Reporter: Sofyan Ali Mustafa
Editor: Eddy Nugroho