Minim Progres, Pembangunan PLTA Terhambat IPPKH

Koran Kaltara, 19 November 2021

TANJUNG SELOR, Koran Kaltara – Sejak peletakan batu pertama pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Sungai Kayan di Kecamatan Peso, Bulungan pada 2014 lalu, sampai hari ini realisasi fisiknya masih minim. Belum ada tanda-tanda pembangunan di lokasi yang sudah ditetapkan.

Menurut pihak pemrakarsa, dalam hal ini PT Kayan Hidro Energi (KHE), salah satu yang masih terkendala sekarang adalah izin pinjam pakai kawasan hutan (IPPKH) yang  belum dikeluarkan oleh kementerian terkait.

Direktur Operasional PT KHE Khaeroni menyampaikan, sejauh ini pembangunan fisik konstruksi bendungan belum bisa dilakukan karena lokasinya masuk kawasan hutan.

“Sekarang ini kita belum bisa membangun, karena masih menunggu IPPKH,” ujarnya.

Diakuinya, memang pembangunan konstruksi bendungan belum berprogres. Namun demikian, ia memastikan untuk kegiatan lainnya, seperti pembangunan infrastruktur jalan dan pembebasan lahan tetap on progres.

Begitu juga dengan izin gudang penyimpanan bahan peledak saat ini sudah berproses.

“Sementara, untuk mesin bor peledakan sedang dalam tahap proses pengiriman. Sekarang ini saya sudah merencanakan mobilisasi mesin bor peledakan ke lokasi,” bebernya.

Proses peledakan, kata dia, dimungkinkan bakal dilakukan pada Februari-Maret 2022 mendatang. Itu pun jika tidak ada kendala, dengan harapan izin cepat keluar.

Sebab, jika perizinan belum diterbitkan maka proses peledakan tidak bisa dilakukan.

“Pembangunan PLTA ini tidak semudah yang dibayangkan. Butuh proses panjang dan banyak izin yang harus dipenuhi,” ungkap Roni—sapaan akrabnya.

Meski dinilai minim progres, Roni memastikan seluruh proses akan berjalan secara paralel.

Sementara itu, untuk menurunkan emisi gas rumah kaca (GRK),  saat ini KHE juga tengah mengembangkan PLTA Kayan Cascade. Ini dilakukan untuk menuju energi baru terbarukan (EBT), serta akselerasi ekonomi berbasis teknologi hijau.

Rencananya, lanjut Roni, listrik yang dihasilkan dari PLTA Kayan Cascade ini akan dimanfaatkan untuk kebutuhan industri dan pelabuhan. Khususnya, di Kawasan Industri dan Pelabuhan Internasional (KIPI).

“Kita juga akan suplai ke IKN (ibu kota negara). Nilai investasi PLTA Kayan Cascade ini mencapai USD 17,8 miliar,” tutupnya. (*)

Reporter: Nurjannah

Editor: Eddy Nugroho