TANJUNG SELOR, Koran Kaltara– Penyelesaian pembangunan Rumah Sakit Pratama Bunyu, dikhawatirkan tak bisa terealisasi hingga batas waktu pelaksanaan kegiatan berakhir.
Pasalnya, ditinjau dari perkembangan di lapangan diperkirakan dalam 14 hari ke depan belum tuntas.
Diketahui, proyek ini seharusnya tuntas pada Desember 2022 lalu. Namun pemerintah memberi kebijakan penambahan waktu atau adendum selama 50 hari. Saat ini tersisa 14 hari.
Wakil Bupati Bulungan Ingkong Ala, melihat langsung proses pengerjaan fisik rumah sakit itu, diketahui realisasi kegiatan baru sekitar 90an lersen.
Dengan sisa waktu yang ada, dia pesimis kegiatan bisa tuntas, meskipun berharap bisa dituntaskan.
“Material sebenarnya ready semua, hanya saja waktu pengerjaannya. Kita sarankan tambah pekerja, kemudian waktu bekerja ditambah atau lembur. Masih ada waktu sekitar 14 hari lagi, jika dimaksimalkan kerjanya, mungkin bisa memperkecil potensi tidak tuntas,” ujarnya, Jum’at (3/2/2023).
Ia tak menampik, untuk bisa tuntas 100 persen akan cukup berat dengan sisa waktu pengerjaan saat ini.
Padahal untuk rumah sakit tersebut, kelengkapan alat kesehatan (Alkes) juga sudah ready.
Disinggung apakah kontrakor diberikan sanksi atau penalti, menurutnya tim akan membahas lebih lanjut.
“Selanjutnya seperti apa, nanti tim akan membahas lebih lanjut. Jikapun masih belum tuntas, masih ada anggaran yang tersisa, memungkinkan saja dilelang ulang sisanya untuk pekerjaan fisik penuntasannya. Kalau sisa pekerjaan sedikit dan komitmen kontraktor masih bisa dipegang ya mereka tetap bisa menuntaskannya,” jelasnya.
Informasi dihimpun, pembangunan Rumah Sakit Pratama Bunyu menggunakan pembiayaan dari Dana Alokasi Khusus (DAK) 2022, sebesar Rp52 miliar.
Namun hasil lelang hanya sekitar Rp49 miliar sekian atau hampir Rp50 miliar.
Saat melakukan tinjauan, Ingkong juga sempat bertemu dengan pekerja, yang memastikan kegiatan dimaksimalkan.
“Ada beberapa bangunan yang sudah ada pondasi dan tiang, tinggal atapnya belum. Itu bagian kecil yang harus diselesaikan,” bebernya.
Sementara itu Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Bulungan, H. Imam Sujono, menyampaikan meski material sudah ready, akan tetapi kondisi cuaca dan persoalan internal kontraktor pekerjaan fisik itu terkesan lambat.
Sejauh ini, untuk realisasi kesiapan material sudah 90 persen, sementara untuk realisasi fisik masih sekitar 70 persen sekian persen.
“Ini berkembang terus, dengan waktu yang ada kemungkinan tidak bisa tuntas, kecuali ada tambahan waktu lagi. Kondisi ini memang ada dua pilihan, pertama putus kontrak atau tambah waktu lagi. Tapi ini nanti BPK yang nilai kami pasrah saja,” ungkapnya.
Meski demikian, dirinya sebagai pengguna anggaran masih berharap rumah sakit itu tuntas 2023, dengan berbagai kesiapan, maka 2024 mendatang bisa digunakan. (*)