Geruduk DPRD Kaltara, Tokoh Masyarakat Desa Pertanyakan Realisasi Pembangunan Jalan Sepanjang Sungai Kayan Bulungan

Sumber Media: A news.id
Kamis, 2 November 2023 | 09.40 WITA

A-News.Id, Tanjung Selor – Sebanyak 50 orang tokoh masyarakat desa di Bulungan, menyambangi Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kaltara, menuntut pembangunan infrastruktur jalan di sepanjang Sungai Kayan yang belum tersentuh pembangunan dan perbaikan.

Tokoh masyarakat Antutan, Lee Jhiu menjelaskan, sudah lima tahun lamanya kondisi jalan yang dilalui masyarakat di sepanjang Sungai Kayan tidak tersentuh perbaikan.

Khususnya, jalan sebelah kanan mudik mulai dari Tanjung Palas – Long Leju, jalan seberang Long Bia – Long Yin, Long Buang – Long Pelban lalu disusul pembangunan jembatan Sungai Nyelung dan jembatan Mara 1 hilir.

“Sepanjang Sungai Kayan sangat memerlukan perhatian jalan. Ya, diharapkan pemerintah Kabupaten dan Provinsi Kaltara bisa lakukan pembangunan pada 2024 mendatang,” ungkapnya kepada A-News.id, Senin (23/10).

Usulan yang disampaikan, lanjutnya merupakan kebutuhan dasar masyarakat. Terutama, masyarakat yang ingin ke Tanjung Selor selalu terkendala dengan kondisi jalan yang rusak.

“Makanya, dengan ada usulan ini. Jangan sampai ada perubahan di penetapan anggaran murni pada tahun 2024,” ujarnya.

Kemudian, dia berharap pembangunan jembatan Nyelung dilakukan. Meskipun, jembatan ada. Namun terlalu rendah dan bahan masih kayu. Sehingga, perlu dilakukan pembangunan jembatan baru menggunakan bahan beton. Agar ketika banjir, masyarakat tidak mengalami kendala.

Lalu Ketua Lembaga Adat Dayak Kenyah (LADK) Kaltara Ingkong Ala, usai mendampingi tokoh masyarakat menyampaikan, sudah menjadi tugas pemda dalam memenuhi kebutuhan dasar masyarakat.

Di sepanjang Sungai Kayan, lanjut dia ada sekitar 30 jembatan yang belum tersentuh perbaikan. Sehingga, pria yang juga menjabat sebagai Wakil Bupati Bulungan menginginkan, kejelasan kemampuan pemda dalam menangani permasalahan infrastruktur jalan.

Jika melihat dari sisi anggaran yang dibutuhkan untuk pembangunan jalan yang disampaikan PUPR Bulungan, tambah dia, kurang lebih sekitar Rp700 miliar.

“Untuk jalan yang ada sampai ke Peso ini, dibangun pemda Bulungan pada 2015. Sempat diminta Provinsi, kita kasihlah. Lalu, tahun 2018 dikembalikan lagi, tapi tidak segampang itu mengembalikan karena memang ada aturan sesuai dengan perubahan ART tata ruang. Makanya status jalan itu sekarang non status, tapi jika kita punya kemampuan ya kalau bangun,” pintanya.

Pertemuan dengan DPRD Kaltara, tambah dia, belum membahas anggaran. “Jika tahun depan anggarannya kalau cuma Rp20-30 miliar, itu tidak cukup jika melihat gambaran yang sampaikan PUPR Bulungan,” sebutnya.

Sementara itu, Kadis PUPR Kaltara, Helmi menginginkan, untuk percepatan pembangunan jalan sepanjang Sungai Kayan perlu dilakukan alih status jalan dari Kabupaten dialihkan Kaltara.

Agar, tidak hanya menggunakan anggaran provinsi melainkan DAK. “Atau nanti jalan yang menuju ke lokasi PLTA tersebut dijadikan jalan Nasional,” ujarnya.

Mengenai anggaran, Helmy menambahkan belum bisa memberikan informasi secara pasti.

“Kita lihat nanti, saya tidak bisa harus sekian jumlahnya, karena kemampuan anggaran yang lihat. Yang jelas, pasti ada kita masukan dua sampai tiga paket, apalagi tadi saya lihat ada di kabupaten perencanaan pembangunan jembatan senilai Rp2,9 M nanti kita coba kalau memang ada anggarannya kita bangunkan,” sebutnya.

Tahun 2024 ada anggaran, namun Helmi mengakui percepatan pembangunan harus didukung dengan pengalihan status ke Provinsi. Jikalau non status, pihaknya meminta status menjadi jalan provinsi.

“Kalau non status ini, yang mengeluarkan status ke Provinsi yakni Pemda Kabupaten. Nanti, kita membuat SK jalan,” bebernya.

Tahun 2024 dia pastikan, jalan dari Pejalin – Long Pari dilanjutkan. Namun, pihaknya akan melanjutkan ke arah Long Pari ke Peso dahulu.

Lalu, Ketua DPRD Kaltara, Albert Baya berharap, pembangunan jalan dilakukan secara bertahap.

“Kalau bisa pembangunan jalan, jangan peningkatan secara khusus dulu. Paling tidak jalan itu dibuka dulu. Dan jalan yang sudah ada tinggal diperbaiki, seperti jalan di Bhayangkara ke Long Leju, yang sudah ada. Paling ini pembersihan jalan karena ada bekas dari Perusahaan dulu,” tutupnya.
(/lia)